Didepan Operator SIMAK SAIBA, Kakanwil sebut Satker Kemenag unik

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, (Inmas Sulsel). Aula Novotel Hotel Makassar ramai dipenuhi seragam “hitam-hitam”, puluhan  Operator SIMAK BMN (Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara) dan SAIBA (Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual) Kemenag Sulsel berkonsolidasi dalam kegiatan “Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Agama Unaudited Tahun Anggaran 2020 Angkatan II”, Senin (18/1/2021).  Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua setelah sebelumnya pada tanggal 14-16 Januari 2021 juga melakukan hal serupa. 

Dalam laporannya, Koordinator Analis Pengelolaan Keuangan APBN Kanwil Kemenag Sulsel, Mohammad Asta mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan mengeliminasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2020 sebelum diperiksa oleh BPK ataupun tim Inspektorat Jenderal. “Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pendampingan kepada operator dan penyusun Laporan Keuangan pada setiap entitas pelaporan agar tersaji Laporan yang sesuai dengan penerapan standar Akuntansi Pemerintah”, papar Mohammad Asta.


Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, H. Khaeroni yang mengenakan batik biru dalam sambutannya dihadapat tim “Opinion Force” Kemenag Sulsel mengatakan bahwa Kementerian Agama secara umum banyak mendapat cobaan, walaupun sudah mendapat WTP berturut-turut, namun tetap saja terdapat banyak persoalan pada tata Kelolanya. Menurutnya, karakteristik Satuan Kerja (Satker) Kemenag itu unik. “Madrasah negeri kita beda dengan sekolah sekolah umum, Madrasah kita merupakan satker sendiri yang artinya Madrasah tersebut menjalankan programnya sendiri karena merupakan pengguna anggaran sendiri untuk satkernya, dengan jumlah satker yang banyak, menjadikan pelaksanaan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) menjadi sulit”, papar Kakanwil. 

Selain itu, Kakanwil juga menyinggung tentang daya saing daerah, baik Madrasah maupun pesantren perlu ditingkatkan. “Perlu ada tujuan bagi Madrasah-madrasah atau pesantren-pesantren di Sulsel sebagai rujukan. Misalnya ada madrasah atau pesantren rujukan untuk pembacaan kitab kuning, ada sebagai rujukan sains, ada sebagai rujukan robotic dan lain-lain.” Paparnya di hadapan para para operator pengawal opini WTP ini.


Turut hadir dalam acara pembukaan ini Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulsel, H. Fathurrahman mendamping Kakanwil Kemenag Sulsel. Perserta yang datang pada Angkatan II ini berjumlah 78 orang yang berasal dari Kantor Kemenag Kabupaten Kota, MTsN, MAN, UIN Alauddin Makassar, IAIN Palopo, Bone dan Parepare serta IAKN Toraja. Para peserta diwajibkan mematuhi protocol Kesehatan selama kegiatan berlangsung dengan menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker. (Nur)


Wilayah LAINNYA