Dirjen Pendis Kemenag RI Akan Hadiri Launching Gerakan Sejuta Koin Wakaf Pendidikan di Takalar

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, HUMAS SULSEL - Rencana kehadiran Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP, M.T terungkap pada rapat panitia pengembangan madrasah dan pondok pesantren yang digelar di Aula I Kanwil Kemenag Sulsel, Jum'at 12 Maret 2021.

Muhammad Ali Ramdhani, yang saat ini tengah melakukan kunjungan kerja di Majene Sulawesi Barat bersama Direktur Guru dan Tenaga Kependidkan Madrasah, Dr. M Zain diagendakan hadir di Takalar guna mengikuti kegiatan launching gerakan sejuta koin wakaf pendidikan madrasah dan pondok pesantren yang dirangkaikan dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung Pondok Pesantren Modern Mahyajatul Qurra Lassang Kab.Takalar.

Rapat yang secara khusus membahas  pemantapan persiapan kegiatan tersebut dipandu oleh Kepala Bidang PD Pontren, H. Mulyadi Idy yang juga diserahi tanggungjawab sebagai ketua panitia gerakan sejuta koin wakaf pendidikan madrasah dan pondok pesantren.

Kakanwil Kemenag Sulsel, Drs. H.Khaeroni, M.Si dalam arahannya mengimbau agar Bidang PD Pontren dan Kemenag Takalar serius mempersiapkan launching wakaf pendidkan dan groundbreaking Pompes Modern Mahyajatul Qurra Lassang yang akan dilaksanakan pada Minggu14 Maret 2021 pagi.

"Hentikan kebiasaan yang biasa-biasa saja. Kita harus kerja ekstra kalau memang menginginkan hasil yang luar biasa", tegas Khaeroni.

Dirinya bahkan 2 kali menayakan tentang persiapan groundbreaking ponpes MQ Lassang dan launching gerakan sejuta koin wakaf pendidikan yang rencananya juga akan dihadiri oleh Bupati Takalar, para Kepala Bidang dan Pembimas serta Kakan Kemenag kab./kota se Sulsel ini.

"Sejauh mana persiapannya dan rekening untuk wakaf pendidikan ini sudah terisi berapa ? ", tanya Khaeroni.

Dia mengungkapkan bahwa masyarakat Sulsel harus disentuh masalah pendidikan. :"Bukan semata menarik uang masyarakat. Itu nomor sekian. Namun tujuan kita adalah bagaimana menggugah giroh dan empati masyarakat, perusahaan, lembaga sosial dan ormas-ormas agar turut membantu pendiidikan masyarakat di daerah tetinggal", ujarnya.

Dikatakannya, Ponpes Modern MQ Lassang ini tidak termasuk Ponpes tertinggal, namun sengaja ditunjuk sebagai bagian dari program pengembangan agar menjadi percontohan untuk wilayah selatan. "Ini untuk mensupport perkembangan Ponpes lainnya di wilayah selatan karena selama ini pondok yang berkembang pesat dan maju itu adanya di daerah utara Sulawesi Selatan", jelas Khaeroni.

Dalam.arahannya, Kakanwil juga mewanti-wanti para Kabid dan Kakan Kemenag agar memiliki giroh untuk berempati dan bersimpati pada program yang diinisiasinya tersebut.

"Bagaimana caranya menarik empati dan simpati masyarakat serta membangun koordinasi dan sinergitas dengan pemerintah daerah sehingga gerakan sejuta koin wakaf pendidikan ini bisa berjalan maksimal. Itu PR bagi kepala Kemenag", imbuhnya.

Dihadapan peserta rapat, yakni Kabag TU, para Kabid dan panitia yang tergabung dalam kepanitiaan program pengembangan madrasah dan pondok pesantren serta panita gerakan sejuta koin wakaf pendidikan ini, Kakanwil menerangkan bahwa koin atau donasi yang terkumpul nantinya 70 persen akan dikelolah dan disalurkan oleh panitia Kanwil dan 30 persen dikelolah sendiri oleh Kemenag kab./kota untuk membantu madrasah atau ponpes di wilayahnya yang dinilai layak mendapatkan bantuan.

Menutup arahannya, Khaeroni meminta kepada seluruh panitia dan pejabat eselon tiga Kemenag Sulsel yang diundang pada acara launching gerakan sejuta koin di Lassang Takalar agar hadir sebelum pukul 8 pagi mengingat Dirjen Pendis akan segera kembali ke Jakarta pukul 11 WITA. (AB)


Wilayah LAINNYA