DPRD Buton Tengah Kunjungi Kanwil Kemenag Sulsel

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar. (Humas Kanwil). Rombongan DPRD komisi II kab.Buton Tengah berjumlah 8 orang yang dipimpin oleh H.Hasiri dari PAN sebagai ketua rombongan melakukan audiens di Kantor Wilayah Kementerian Agama berkaitan .dengan model pengembangan pendidikan agama Islam di sekolah yang diterima secara langsung oleh Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Dr.H.Muh.Rasbi, SE, MM yang didampingi oleh Kasi Sistem Informasi Dr.Ramli Rasyid, S.Ag, M.Pd.I, M.Ed di ruang kerja Kabid PAIS pada Rabu, 14 Oktober 2020.


Rombongan audiens yang berasal dari PAN, Demokrat, PPP, PKB, PDIP dan Gerindra terdiri dari H.Hasiri, SH (ketua tim), Adam, S.Ag, Samirin, S.Pd, H.Kaimuddin, S.HI, Muthalib, S.Pd.I, Hendi Syafrini, S.Pd, Rahmaniar, Dani, B.Sc, sangat menyadari bahwa pendidikan agama penting dalam mendidik generasi bangsa utamanya di zaman milineal ini. Untuk itu mapel pendidikan agama Islam harus mendapat perhatian yang lebih karena ini merupakan salah satu pendidikan moral yang sangat penting bagi anak negeri ini.

H. Muh.Rasbi mengatakan dihadapan kepada tum DPRD Buton Tengah yang hadir, bahwa  "guru agama di sekolah umum basecamenya di Diknas tapi pembinaannya di Kemenag, guru agama itu orang bernilai yang akan lebih ternilai jika memiliki kompetensi ditengah masyarakat, guru agama itu penjaga keimanan, guru agama harus menjadi agen of change". 

Untuk menambah pengetahuan agama disekolah umum guru agama di beri motivasi untuk meningkatkan rohis-rohia disekolah, guru agama harus Modis(modert, inovatif, dinamis).Lebih lanjut Kabid PAIS menyampaikan bahwa di Sulsel ada organisasi guru agama yakni KKGMP dan AGPAI, dalam organisasi tersebut guru agama itu nilainya harus naik seperti dia harus lebih menguasai teknologi terbaru. 

Mengenai model pembelajaran dalam situasi new normal ini target pembelajaran harus tercapai, oleh karena itu guru agama harus berinovasi bagaimana hal tersebut bisa terwujud, karena hal tersebut juga berpengaruh terhadap sertifikasi guru, karena saat ini untuk mendapatkan sertifikasi sangat sulit harus PPG lalu mengikuti pretest dan kesempatan itu sangat terbatas dan yang lebih harus mendapat perhatian adalah kemampuan IT guru-guru agama agar dapat bersaing di era milineal ini.(Ryf)




Wilayah LAINNYA