Irfan Daming Kukuhkan Pengurus APRI Kab. Pinrang, Begini Arahan Kakanwil Kemenag Sulsel

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Pinrang, HUMAS SULSEL ~  Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Pinrang, Irfan Daming mengukuhkan Pengurus Cabang Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Kabupaten Pinrang,  Jumat 9 April 2021.

Pengukuhan yang dilangsungkan di Aula  Kantor Kemenag Pinrang ini diikuti 34 Pengurus Cabang APRI Kab. Pinrang dan dihadiri Kakanwil Kemenag Sulsel serta sejumlah Pengurus Wiilayah APRI Sulsel dan para kepala seksi lingkup Kantor Kemenag Kab. Pinrang.


Sebagaimana tertuang dalam lampiran  Surat Keputusan Pengurus Wilayah APRI Sulsel Nomor : 023/SK.PW/11/21, APRI Kab. Pinrang diketuai Idris Muhammad, Sekretaris Abd. Rahman dan Asmadi Tarantu sebagai bendahara.

Usai pengukuhan, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni dalam arahannya pada acara yang dikemas dengan format pembinaan ASN ini lebih menyoal dan menyoroti fungsi penghulu diluar tugas pokoknya selain urusan nikah dan cerai.

"Penghulu di KUA jangan hanya disibukkan untuk urus kawin cerai saja tapi bagaimana memperluas cakupan wilayah pelayanan sebagaimana arahan Gus Menteri Agama agar dilakukan revitalisasi KUA", ucap Khaeroni.


Lebih lanjut ia mengimbau kepada penghulu agar KUA dijadikan sebagai wadah bagi para karyawan, tokoh agama dan tokoh maayarakat untuk memberikan layanan kemasjidan.

"Selain DMI yang mengurusi masjid, Penghulu juga melalui wadah KUA dapat mengontrol jangan sampai masjid menjadi tempat provokasi politik atau tempat menyebarkan ajaran yang menurut kearifan lokal tidak bisa diterima", jelas Khaeroni.

Ditambahkannya, dibentuknya asosia APRI bukan hanya sekedar mempertanyakan uang transportasi sudah cair atau tidak, tapi jauh lebih penting asosiasi APRI ini dugunakan sebagai wadah untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.

Selain itu, Kakanwil juga menyarankan agar KUA dapat dijadikan sebagai pusat komunikasi dan koordinasi layanan zakat, wakaf serta pusat layanan pendidikan keagamaan sehingga masyarakat bisa menilai ustadz yang layak didengarkan ceramahnya.

"Penghulu juga bisa menilai ada tidak ustadz yang meresahkan masyarakat karena dalam ceramahnya hanya menakut-nakuti umat dengan selalu menyebut-nyebut neraka, syirik, musryik, bid'ah, padahal 99 Asmaulhusna itu justru didominasi sifat feminim bukan maskulin, sifat yang lebih menonjolkan kasih sayang dan lemah lembut", pungkasnya. (AB)


Wilayah LAINNYA