KH. Khaeroni Masuk Vihara, Ini Yang Dilakukan

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, HUMAS SULSEL - Didampingi Pembimas Budha Pandhit Amanvijaya, S.Ag, MM, M.Pd.B, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulsel Drs. KH. Khaeroni, M. Si memasuki Vihara yang berlokasi di Jalan Gunung Salahutu, Makasaar. Rabu, 30 September 2020.

Kunjungan orang nomor satu di Kanwil Kemenag Sulsel ini dalam rangka bersilaturrahmi dengan pengurus Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Provinsi Sulawesi Selatan.


Kehadiran Kakanwil disambut dan diterima oleh Wakil Ketua Walubi Sulsel, Romo Roy Ruslim bersama beberapa Pengurus Vihara Girinaga.

KH.Khaeroni dan Pandhit kemudian duduk dan berdialog dengan pengurus Walubi persis di depan patung Sidharta Gautama, patung Buddha dalam posisi tidur dan berwarna emas yang lasim disebut sleeping Budhist, atau dalam ajaran Buddha disebut Budha Mahaparinibbana.

Pembimas Buddha Pandhit Amanvijaya membuka dialog dengan memperkenalkan Kakanwil Kemenag Sulsel, sekaligus menjelaskan kegiatan Bimas Buddha dan Walubi dalam melayani masyarakat.



Sementara itu, Wakil Ketua Walubi Sulsel, Romo Roy Ruslim menyampaikan bahwa Vihara berlantai 9 yang terletak di Jalan Gunung Salahutu ini adalah Vihara tertua di Sulsel yang dibangun pada tahun 1995, dan menjadi cikal bakal agama Buddha di Makassar dan Sulawesi Selatan.

Romo Roy Ruslim juga mengungkapkan bahwa kebersamaan dan kerukunan umat beragama di sekitar Vihara ini sangat kuat. "Bahkan gereja dan masjid juga ada di sekitar Vihara ini, sehingga masyarakatnya terkadang bahu-mebahu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan", ucapnya.

Pada dialog yang berlangsung dalam suasana santai ini, Kakanwil Kemenag Sulsel KH.Khaeroni menyampaikan ucapan terimakasih bisa diterima dengan baik di Vihara, dan meminta agar umat dibina dengan baik. "Apalagi sekarang dalam suasan pilkada. Kemungkinan tensinya cukup tinggi yang bisa mengarah ke konflik horisontal, sehingga diharapkan kita bisa menguranginya", tuturnya.



Lanjutnya, bahwa dalam membina umat harus terbuka dengan umat lain sehingga tidak ada lagi umat eksklusif dan seyogianya para pemuka agama lebih proaktif membina umat demi mempererat hubungan dengan umat yang lain.

Usai dialog, Kakanwil diajak ke lantai 8 untuk melihat patung Dewi Agung Bahari, kemudian ke lantai tertinggi, yaitu lantai 9, tempat penyimpanan rambut Budha yang diberikan dan dibawa langsung dari Kamboja.

Disampaikan oleh Wakil Ketua Walubi bahwa rambut ini diberikan oleh petinggi Umat Buddha di Kamboja setelah kedatangannya di Indonesia dan menyaksikan umat Budha di Indonesia hidup rukun dengan penganut agama lainnya.

Kunjungan silaturrahmi Kakanwil ke Vihara ini diakhiri dengan melihat dari dekat altar tiga budha yang teretak di lantai 7, dan miniatur Angkor Wat yang ada di lantai 6. (RZK/AB)


Wilayah LAINNYA