Dirjen Bimas Islam Beri Arahan pada Bimbingan Pra Nikah Remaja di Makassar

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, Humas Sulsel - Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah sekarang ini adalah angka perceraian yang masih sangat tinggi, perceraian sekarang di Indonesia yaitu mencapai hampir 400 ribu orang setiap tahun, jadi kira-kira ada 400 ribu janda setiap tahun di Indonesia, dan begitupun duda, anak yatim ratusan ribu, bahkan bisa sampai se-jutaan karena setiap pasangan bisa satu sampai dua anak saat perceraian, ini merupakan salah satu persoalan keluarga Indonesia.

"Penyebab perceraian sangat banyak di Indonesia, mulai dari persoalan ekonomi, ada juga yang meninggal suami atau istrinya, perselingkuhan dan ini sangat tinggi, tidak bertanggungjawab, dan yang menjadi perhatian kita adalah karena persoalan kematangan emosi. Jadi pasangan ini sebenarnya belum siap untuk mengarungi bahtera rumah tangga, belum faham apasih pernikahan itu, penikmat yang begitu suci, agung, dan begitu mulia, itu tidak dipahami oleh mereka".

Hal itu disampaikan oleh Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama RI, H. Kamaruddin Amin saat memberi arahan pada acara Bimbingan PRA Nikah Remaja Usia Sekolah, yang diselenggarakan oleh Bidang Urais Agama Islam Kanwil Kemenag Sulsel, Jumat (04/12/2020) di Hotel Ibis Styles Makassar.


Selain angka perceraian yang masih tinggi, Kamaruddin Amin juga menyoal masih tingginya kasus pernikahan dini di Indonesia, meskipun didalam undang-undang perkawinan telah diatur usia minimal 19 tahun, tetapi kalau terpaksa harus kawin karena kecelakaan atau karena alasan apapun dibenarkan, dengan mendapat pengesahan atau persetujuan dari pengadilan agama kalau terpaksa, dan ternyata ini jumlah banyak sekali masih ratusan ribu juga.

"Pernikahan dini ini sangat tidak produktif, sangat problematik dalam spektrum ketahanan keluarga nasional", jelasnya.

Ia juga menyoroti terkait masih tingginya angka kehamilan diluar nikah yang masih sangat banyak, menurutnya ini semua merupakan tantangan-tantang keluarga yang harus segera di carikan solusinya.

Kemudian yang juga menjadi persoalan menurut Kamaruddin Amin, masih tingginya angka kematian ibu, atau anak saat melahirkan. Dan yang terahir menurutnya perlu perhatian kelahiran generasi stunting, generasi yang tidak tumbuh dengan bagus, karena orang tuanya sesungguhnya belum siap menjadi orang tua tetapi keburu menikah.

Menyikapi semua persoalan tersebut, menurut Dirjen, pihaknya melalui Direktorat Bimas Islam secara garis besar melakukan dua hal, yang pertama revitalisasi Kantor Urais Agama, yang mencakup fisik, infrastruktur di dalamnya. Dan yang kedua peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

"SDM nya harus kita perbaiki, jadi penghulu-penghulu yang ada di Indonesia insya Allah akan kami tingkatkan kapasitasnya secara keseluruhan, intensif, massif, terukur, sehingga mereka memperoleh transformasi pengetahuan, perilaku, dan skill dalam melaksanakan tugas-tugasnya". Terangnya.


Sementara itu Kepala Kanwil Kemenag Sulsel H Khaeroni yang turut mendampingi, melaporkan bahwa jumlah penghulu disulsel 361 orang, dan penyuluh sebanyak 568. Terkait pembangunan gedung KUA sementara proses 15 KUA dengan persentase fisik 96 persen, dan realisasi keuangan diatas 64 persen, dan sebelum akhir tahun ralisasi anggannya akan 200 persen.

Sebelumnya sebagai pelaksana kegiatan Kepala Seksi Penghulu dan Fasilitasi Bina Keluarga Sakinah, Andi Moh Rizki Darma melaporkan bahwa jumlah peserta yang mengikuti kegiatan Bimbingan Pra Nikah Remaja Usia Sekolah sebanyak 30 orang, 15 putra dan 15 putri, yang berasal dari Madrasah Aliyah Negeri yang ada di Kota Makassar, yang tujuannya untuk memberi wawasan dan pengetahuan kepada usia remaja tentang masalah dan problematika yang akan dihadapi oleh mereka kedepan di era sekarang ini.


Turut hadir, para kepala seksi pada Bidang Urais, dan Kepala Seksi Bimas Islam pada Kemenag Kabupaten/Kota se Sulsel.

Pemaparan Dirjen Bimas Islam dapat dilihat di YouTube Kemenag sulsel_Info https://youtu.be/E19kuZ5Vmeo


Wilayah LAINNYA