Gerakan Sejuta Koin Wakaf Kakanwil didukung Penuh Ormas Islam di Sulsel

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar (Humas Sulsel) Pimpinan Ormas Islam terbesar di Sulsel pagi tadi (Kamis, 11/2/21) mendatangi Ruang Kerja Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel. Kedatangan mereka memenuhi Undangan Khusus dari Kakanwil  guna membahas sejumlah Agenda Program yang menjadi Prioritas Kementerian Agama Sulsel. 

Pimpinan Ormas Tersebut adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prov. Sulsel Prof. DR. KH. Rahim Yunus, MA, Ketua Baznas Prov. Sulsel H. Mappagio, Ketua Tanfidz PWNU Sulsel Prof. DR. KH. Hamzah Harun Ar Rasyid, MA, PW. Muhammadiyah Sulsel KH. Mustari Basra, Ketua Pengurus DDI Sulsel KH. M. Yahya Ahmad, Pengurus Pusat As'adiyah KH. Muhyiddin Tahir.

Sementara Kakanwil Kemenag Sulsel H. Khaeroni didampingi oleh Kabid PD. Pontren H. Mulyadi, Kabid Pendidikan Madrasah H. Masykur, Kabid Penais Zakat wakaf H. Kaswad Sartono dan Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah H. Ali Yafid.

Di Kesempatan Tersebut Kakanwil berharap dukungan dari para Pimpinan Ormas Islam di Sulsel atas gagasannya untuk Membangun dan mengembangkan pendidikan Madrasah dan Pondok Pesantren di Sulsel melalui satu Ikhtiar bersama yang diberi nama Gerakan Sejuta koin Wakaf. Gerakan ini bertujuan untuk menggali potensi wakaf yang sangat sederhana untuk ditasarrufkan kepada pembangunan dan pengembangan Madrasah dan Pondok Pesantren di Sulsel yang dalam berbagai aspek masuk kategori Tertinggal,  Terpencil dan sangat Memperihatinkan, dan ini menjadi target prioritas untuk tahap pertama.

Gagasan ini juga kata Khaeroni tidak ujug ujug dibuat, tapi sudah melalui pendataan dan penelitian menyeluruh dari segenap penjuru Sulsel dan dari berbagai aspek, dan Hasilnya sudah dipresentasekan kepada Pimpinan di Kemenag RI, Gubernur , Ketua DPRD bahkan sejumlah Kepala Daerah di Sulsel, dan Pada dasarnya semua sangat setuju dan Respek.


Selain itu, Kakanwil juga menggambarkan, bahwa dari hasil penelitian dan pendataan terkait kondisi madrasah dan pondok pesantren di Sulsel, juga melahirkan output berupa ide membangun 4 (Empat Jenis) Madrasah yang memiliki spesifikasi dan kualifikasi khusus yakni Madrasah Alam yang rencananya akan dibangun di Soppeng, Madrasah Anak Pulau yang akan dibangun di Kepulauan Selayar, Madrasah Luar Biasa di Kab. Gowa dan Madrasah Bahasa di Kota Makassar atau di Kab. Maros dan kesemua konsep Madrasah tersebut berada dalam satu atap, artinya semua tingkatan ada mulai dari Raudhatul Atfal (RA), Ibtidaiyyah, Tsanawiyah sampai Aliyah serta berkonsep Boarding School atau Diasramakan.

Setelah mendengarkan Paparan Kakanwil, Pada Prinsipnya Semua Pimpinan Ormas Yang Hadir sangat mendukung bahkan sangat respek dengan ide Kakanwil, dan berharap dalam prosesnya gagasan ini bisa disinergikan dengan semua Ormas Islam, terlebih melihat realitas di Sulsel hampir sebagian besar Madrasah dan Pondok Pesantren dikelola secara mandiri oleh swasta atau yayasan milik masyarakat  yang dalam kondisi saat ini sarat dengan masalah yang sifatnya urgen dan prinsipil seperti Fasilitas Infrastruktur yang kurang memadai, Kekurangan Tenaga pengajar dan tingkat kesejahteraan tenaga pendidiknya.


Tinggal kemudian yang harus diperbaiki adalah sistem, mekanisme dan manajemennya, karena yang dikelola adalah wakaf dari umat atau publik, maka Transparansi menjadi kata yang wajib dilakukan, agar gerakan ini mendapatkan kepercayaan dari Publik, ucap Ketua MUI yang diamini oleh Para Pimpinan Ormas Islam.

Mendengar Respon Positif dari pimpinan Ormas Islam, Kakanwil mengatakan seakan mendapatkan Supplay Energi tambahan. Khaeroni berharap Doa Restu dari para Alim Ulama agar gerakan ini bisa dilaksanakan dengan maksimal, meskipun di tahap awal ini baru dimulai di lingkungan Kementerian Agama Sulsel, tapi tentu sinergitas dan support dari pihak luar akan sangat membantu akselerasi gagasan ini, kami haturkan terima kasih kami, Ucap Khaeroni.


Wilayah LAINNYA