Kakanwil Tegaskan Jangan Anggap Remeh Data

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Palopo, (Humas Sulsel) – Pentingnya data EMIS dalam mengambil suatu kebijakan dan kurangnya realisasi dalam pengaplikasian data EMIS menjadi suatu persoalan yang perlu menjadi perhatian penting. EMIS (Pendis Educational Management Information System) merupakan suatu system Informasi untuk di aplikasikan dalam rangka memudahkan penginputan informasi dalam bidang pendidikan secara akurat dan tepat waktu sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kanwil Kemenag Prov. Sulsel,  pada Kegiatan Update Data EMIS Semester Genap Kab/Kota” (Rabu 03/03/21) di BM Hotel Residence Kota Palopo.

Sebanyak 40 peserta mulai dari GPAI tingkatan SD, SMP, SMA, SMK dan Operator yang berasal dari seluruh zona Kemenag Luwu Raya (Kota Palopo, Kab. Luwu, Kab. Luwu Utara, Kab. Luwu Timur) di ikutkan di kegiatan tersebut guna pendalaman, pengembangan dalam pengaplikasian data EMIS.


Dalam Arahannya, Kakanwil Kemenag Prov. Sulawesi Selatan H. Khaeroni yang di dampingi Kabag TU H. Faturahman, Kabid PAIS H. Muh. Rasbi dan Kakan Kemenag Kota Palopo H. M. Rusydi Hasyim, mengatakan bahwa saat ini yang terjadi adalah masih kurangnya penghargaan kita terhadap  data dan Informasi sehingga pengaplikasian dalam penggunaan data EMIS masih sangat minim akibatnya sangat mempengaruhi dalam menentukan kebijakan-kebijakan pada sector pendidikan agama.

Khaeroni juga menjelaskan bahwa semestinya kegiatan update data itu tidak perlu ada bahkan di luar negeri pun tidak melakukan hal tersebut hal ini dapat terjadi karena pada level tugas masing-masing tidak selalu meng entri data, perbaikan data, analisis data dan menggunakan data sebagai data kerja sehari-hari.” Jika ada staf/karyawan yang dalam bekerja tidak mempunyai data itu sama saja bohong, karena hal ini menyakut prinsip kerja” ujar Kakanwil.

Pria Kelahiran Tegal ini juga mengkaitkan imbas dari update data itu terhadap biaya yang harus di keluarkan instansi Kementerian Agama dari seluruh bidang-bidang / unit kerja yang ada dalam tubuh Kementerian Agama secara nasional sangat menguras biaya sampai dengan ratusan miliar yang jika kegiatan update data tidak ada maka biaya-biaya tersebut dapat di alokasi kan pada peningkatan kesejahteraan pegawai dan honorer.


Olehnya itu saya berpesan kepada seluruh operator Data, Jangan anggap remeh Data yang hanya berupa angka angka, dan Tolong Hargai Data tersebut, karena berbasis dari data inilah Mesin Organisasi bisa dijalankan, Pungkas Kakanwil. (RDP/wrd


Wilayah LAINNYA