Watampone, (Humas Bone) – Pondok Pesantren Moderen Al-Junaidiyah Biru menjadi salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) ternama di Kabupaten Bone. Eksistensinya sebagai pembina tahfidz semakin dikenal ketika alumninya mewakili Indonesia tampil di panggung musabaqah Internasional di Algeria dan Dubai Uni Emirate Arab.
Hal ini juga menjadi salah satu daya tarik Ponpes Al-Junaidiyah Biru sehingga dilirik oleh kalangan pejabat negara untuk berkunjung ke Al-Junaidiyah.
Seperti halnya pada Kamis (28/9/2023) malam, Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki bersama Anggota Komisi V DPR RI Muh. Aras bersilaturahmi ke Ponpes Al-Junaidiyah Biru.
Kedatangan Wamenag Saiful Rahmat Dasuki atau Gus Saiful disambut hangat oleh Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone Ali Yafid bersama Pejabat Pengawas dijajarannya antaranya Kasubag TU dan Kepala Seksi PD. Pontren, para Pembina serta Santri Ponpes Al-Junaidiyah. Hadir pula Kepala Bidang PD. Pontren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan.
Langkah demi langkah menuju Aula Pesantren oleh Wamenag bersama Muh. Aras diiringi shalawat badar oleh para santri, hingga disambut tarian bosara atau tari padduppa, sebagai bagian dari penjemputan adat bugis.
Wamenag terlihat cerah dan senang ketika tiba di Al-Junaidiyah. Kebahagiaan Wamenag terbalas dari para santri yang begitu gembira dan antusias menyambut kedatangan Wamenag sampai-sampai tidak sabaran ingin berjabak tangan.
Pimpinan Pondok Pesantren, Abu Khaer dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang Wamenag dan bersama Anggota Komisi V DPR RI. Pada kesempatan itu, Abu Khaer menyampaikan jika Mushlihah Jamaluddin adalah alumni Pondok Pesantren Al Junaidiyah Biru yang menjadi Duta Indonesia untuk Algeria dan Dubai pada event Musabaqah Internasional.
Sementara itu Plt. Kepala Kantor Kemenag Bone Ali Yafid dalam sambutannya menyampaikan potensi Kementerian Agama Kabupaten Bone, baik dari segi jumlah ASN dan Honorer, jumlah Madrasah Negeri dan Swasta, jumlah KUA Kecamatan dan jumlah Pondok Pesantren yang menjadi binaan.
Pada kesempatan itu juga, ia menyampaikan jika tugas utamanya sebagai Kepala Bagian Tata Usaha pada Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan.
Wakil Menteri Agama, Gus Saiful dalam sambutannya kembali menyapa para santri serta para pembina yang hadir. Tidak lupa kehadiran Wamenag ini memberikan semangat para santri agar tetap betah mondok.
“Para santri tidak boleh minder, sekarang ini kita bersaing bahkan pondok pesantren mulai ditiru oleh lembaga pendidikan lainnya,” ungkapnya.
“Banyak kelebihan di pesantren, selain menimbah Iptek, pondok pesantren juga sebagai penempatan iman dan taqwa,” ujar Wamenag yang juga menyatakan dirinya sebagai anak santri di masa lalu.
Ia juga mengungkapkan jika pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Gus Saiful menceritkan jika sejarah mencatat, para santri bersama dengan pejuang bangsa lainnya memiliki peran besar dalam merebut kembali kedaulatan negara dari kolonialisme bangsa asing, bertepatan dengan resolusi jihad Mbah KH Hasyim pada tanggal 22 Oktober.
Mereka yang ikut berjuang dan memiliki peran dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga Hari Santri ditetapkan pada 22 Oktober.
Tidak hanya itu, kedatangan Wamenag ini juga menyampaikan program prioritas Kementerian Agama yang diantaranya adalah Kemandirian Pondok Pesantren dan Moderasi Beragama.
Wamenag menjelaskan bahwa kemandirian ini bermakna, bagaiamana pesantren ini akan memiliki sumber daya ekonomi yang kuat dan berkelanjutan dalam menopang tiga fungsi, yaitu pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
Sementara Moderasi beragama, bagaiamana kesadaran kita dalam menguatkan hubungan sesama dengan jalan besikap moderat, bahwa kita sama-sama warga Indonesia yang satu bahasa dan satu bangsa. (ahdi)