Kemenag Maros

Kemenag Maros Gelar Penyuluh Agama Islam Award, Prioritas Kegiatan Penanganan Stunting

Kabid Penaizawa Kanwil Kemenag Sulsel Abd. Gaffar saat menyampaikan arahan di hadapan Penyuluh Agama Islam Kabupaten Maros.

Maros (Humas Maros)-Kemenag Maros melalui Seksi Bimas Islam menggelar Penyuluh Agama Islam Award. Ajang ini untuk menjaring kerja-kerja penyuluh agama yang berdampak riil terhadap masyarakat, terutama terkait penanganan keluarga terdampak stunting di Kabupaten Maros.

Berdasarkan laporan Kepala Seksi (Kasi) Bimas Islam Ramli, bahwa diantara kabupaten/kota se-Sulsel, kegiatan ini yang pertama dilaksanakan.

“Kita yang pertama melaksanakan. Perlu kami laporkan, kegiatan diikuti 45 peserta. Prioritas dari para penyuluh agama dari KUA Revitalisasi di Kabupaten Maros: KUA Mandai, KUA Tanralili, dan KUA Bantimurung,” kata Kasi Bimas Ramli, Senin (29/5/2023).

“Sifatnya, penyampaian pemaparan dari penyuluh agama yang melaksanakan kegiatan pendampingan, terutama terkait penanganan stunting di Kabupaten Maros. Bisa berupa foto atau video kegiatan”.

Terkait penurunan angka stunting, Kemenag Kabupaten Maros berkolaborasi dengan pihak Pemda Maros memberi prioritas tersendiri dengan melibatkan para penyuluh agama. Kemenag Maros memiliki 3 kecamatan dampingan: Mandai, Simbang, dan Bantimurung, dengan target 30 keluarga.

Di hadapan para penyuluh agama, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros Muhammad, menyampaikan beberapa catatan penting kepada penyuluh agama.

“Terkait tugas pokok. Pertama, bahwa peran penyuluh agama itu sesungguhnya ruhnya dari Kemenag. Karena tanpa penyuluh agama akan gelap, yang menyuruh. Yang disuluh masyarakat yang membutuhkan penerangan. Peran ini sudah dijalankan dengan baik. Bahkan melewati ekspektasi saya, gerakan penyuluh agama melewati itu. Para penyuluh agama menjalankan tupoksi, kewajiban, dan jarang meminta haknya.

“Kerja-kerja pemberdayaan masyarakat oleh penyuluh agama yang dikerjasamakan dengan stakeholder, memiliki peran strategis. Terutama terkait program penanganan keluarga terdampak stunting. Mereka merasa terbantu dengan kehadiran kita di masyarakat. Kita telah menunjukkan kerja-kerja itu. Akhirnya itu menyenangkan, karena berdampak pada opini masyarakat.

“Ini inovasi kita. Jangan hanya tunggu perintah saja. Kita harus bisa melewati birokrasi dan turun melihat apa yang terjadi di bawah. Bapak Ibu penyuluh agama telah melakukan peran itu, dan tidak hanya menunggu.

“Kedua, saya meminta kepada kita semua untuk tetap melakukan kewajiban kita terkait program revitalisasi KUA, mengembalikan peran penting, KUA setara dengan Camat. Ini yang harus dipegang bersama, peran KUA sebagai lembaga yang ramai, melayani banyak urusan warga. Dan penyuluh agama harus memegang peran strategis di sini”.

Ketika turun di masyarakat, Kakankemenag Maros Muhammad berpesan kepada para penyuluh agama untuk menampakkan peran vital KUA.

“Jangan lupa. Mungkin ada masyarakat mau berzakat, masyarakat belum paham. Wakaf juga harus dimunculkan, bisa jadi masyarakat butuh itu. Nasehat perkawinan, juga perlu dikembangkan. Termasuk bimbingan kepada jemaah haji dan umrah. Ruang konsultasi dan komunikasi semua masalah keagamaan, juga yang berhubungan dengan program revitalisasi. Karena KUA bukan hanya tentang pernikahan.

“Potensi zakat di Kabupaten Maros ini sangat luar biasa. Ini sebuah tantangan dan ini bisa kita olah menjadi kekuatan dan peluang. Dan kita, KUA dan penyuluh agama harus mengambil peran aktif”.

Kabid Penaizawa Kanwil Kemenag Sulsel Abd. Gaffar, yang hadir saat kegiatan mengharapkan optimalisasi peran strategis penyuluh agama.

“Saya harap peran aktif penyuluh agama, terutama dalam media sosial. Jangan sampai media sosial diisi dan didominasi paham ekstrem keagamaan.

Lebih lanjut, Abd. Gaffar menyampaikan tentang optimalisasi program kampung moderasi. “Ada program Kampung Moderasi. Peran serta penyuluh agama sangat dibutuhkan. Karena sudah ada Pokja terkait program ini di tingkat kabupaten hingga kecamatan.

“Berharap, komitmen penyuluh agama untuk melakukan tugas dengan baik. Kinerja selama ini sudah dilihat, melalui e-Pai.

“Kepada para penyuluh agama, kami berharap untuk mengaktifkan organisasi profesi. Forum yang nantinya akan membincang banyak problem keagamaan di masyarakat. Membincang program moderasi beragama dan program prioritas Kemenag lain, saya harap bisa terealisasi di masyarakat”.

Terkait tugas penyuluh agama sebagai pembimbing dan guru di masyarakat, Abd. Gaffar berharap tanggung jawab tersebut dilaksanakan secara bersama-sama dengan penuh keikhlasan. (Ulya)

 


Daerah LAINNYA