Rantetayo (Humas Tana Toraja) - Jauh sebelum semangat toleransi dan moderasi beragama digaungkan, masyarakat Lembang Madandan, Kec. Rantetayo Kab. Tana Toraja sudah membumikan itu.
Adalah jemaah Masjid Jami' Madandan yang mempeloporinya. Masjid tertua di Toraja yang dibangun pada tahun 1858 M ini adalah merupakan puzzle utama dari kepingan sejarah masuknya Islam di Toraja. Masjid ini dibangun atas kerja sama dan gotong ronyong penganut agama yang berbeda-beda.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap pelaksanaan Hari Besar Islam (HBI) di masjid Jami Madandan yang pembangunannya dimotori oleh keluarga besar dari istri Parenge Madandan, almarhumah Rukka ini, selalu dihadiri oleh masyarakat pemeluk agama yang berbeda, bahkan Pendeta dan Pastor pun kadang hadir di masjid ini.
Seperti yang tampak pada sabtu sore 16 April 2022, dimana acara buka puasa bersama yang digelar di masjid Jami Madandan dihadiri oleh keturunan dan sanak kerabat dari Parenge Madandan yang beragama Kristen, bahkan menu buka puasa sore itu disiapkan oleh mereka.
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ranteteayo, Buhari Pamilangan yang didaulat membawakan ceramah Ramadhan ditempat ini mengapresiasi masyarakat Madandan dan terkhusus kepada keluarga besar almarhumah Rukka yang dinilainya memiliki semangat toleransi beragama yang tinggi.
"Dalam hubungan sosial kita harus saling menghargai dan saling membantu. Olehnya itu saya berharap toleransi antar umat beragama seperti di Madandan ini tetap dijaga dan dilestarikan, dan saya rasa ini dapat menjadi role model kerukunan umat beragama di Indonesia bahkan dunia" Urai Buhari Pamilangan.
Sementara itu, Saba' Sombolinggi, cicit dari Parenge Madandan yang pernah menjabat sebagai Kepala Lembang Madandan selama 13 tahun lebih dan saat ini menjabat sebagai Lurah Tongko Sarapung Kec. Sangalla Kab. Tana Toraja mengungkapkan kekaguman dan rasa harunya atas persaudaraan yang tetap terpelihara dengan baik di tanah kelahirannya Madandan.
"Sikamali', Siangga' na Siangkaran (saling merindukan, saling menghargai dan saling tolong menolong) adalah budaya kita orang Toraja" kata Saba' Sombolinggi.
Saba' mengatakan sebagai keturuan nenek Rukka benar-benar merasa telah menjadi keluarga dan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat muslim Madandan.
"Walau kami keturunannya beragama Kristen namun tradisi ini senantiasa kami pertahankan karena itu adalah amanah dan wasiat dari leluhur kami", tutur Saba yang turut menghadiri acara buka puasa bersama ini. (Wiwin/Humas KUA Kecamatan Rantetayo)