dana toto slot resmi dana toto slot resmi
Penerapan Budaya Tabe Dalam Lingkungan Madrasah Tsanawiyah Negeri Pangkep

Penerapan Budaya Tabe Dalam Lingkungan Madrasah Tsanawiyah Negeri Pangkep

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Ma’rang, (Humas MTsN Pangkep) - TABE’ (permisi) merupakan budaya yang sangat indah yang ditinggalkan oleh leluhur, yang mewariskan sopan santun yang tidak hanya melalui ucapan tetapi juga dengan gerak. Bagaimanapun itu, hal ini perlu tetap dijaga karena tidak hanya diperuntukkan kepada yang muda melakukan ke yang lebih tua tetapi juga sebaliknya.

Kata Tabe’ salah satu kearifan lokal dapat ditemui dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam undang-undang tersebut, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.

Sejalan dengan Keputusan Pemerintah melalui Perpres nomor 87 tahun 2017 mengeluarkan peraturan tentang penguatan pendidikan karakter. Peraturan ini dibuat dengan pertimbangan bahwa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya merupakan Negara yang menjunjung tinggi akhlak mulia, nilai-nilai luruhur, kearifan dan budi pekerti. Dikeluarkannya perpres tersebut tentunya membawa angin segar bagi terciptanya kesejukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Khususnya dalam konteks terbentuknya anak bangsa yang memilki nilai-nilai luhur atau berkarakter.

Mengingat realita Saat Ini adalah budaya tabe’ perlahan-lahan mulai luntur dalam masyarakat, khususnya pada kalangan anak-anak dan remaja. Mereka tidak lagi memiliki sikap tabe’ dalam dirinya. Entah karena orangtua mereka tidak mengajarkannya atau memang karena kontaminasi budaya Barat yang menghilangkan budaya tabe’ ini. Mereka tidak lagi menghargai orang yang lebih tua dari mereka. Mereka melewati tanpa permisi, bahkan yang sering saya temukan banyak anak-anak yang memakai kata ‘BROO’ untuk menyapa orang yang lebih tua dari mereka, bahkan kepada orangtua mereka sendiri. Padahal sopan santun itu jika digunakan akan mencegah banyak keributan, akan mencegah terjadi pertengkaran dan akan mempererat rasa persaudaraan. Bahkan jika budaya tabe diterapkan dalam masyarakat maka tidak ada egosentris yang memicu konflik seperti tawuran pelajar, perang antar saudara, dan jika dikerucutkan kewilayah peserta didik, anak-anak yang mengenal budaya tabe’ akan berperilaku sopan dan tidak mengganggu temannya.

Atas dasar itu sehingga pihak Madrasah Tsanawiyah Negeri Pangkep menganggap perlu melakukan penerapan budaya Tabe’ didalam lingkungan Madrasah, Penerapan tabe’ ini dilakukan pada saat menjemput siswa di Gerbang Madrasah. (Rhmt) 


Daerah LAINNYA