Tanete Riattang, (Humas Bone)- Mappanre temme' berasal dari bahasa Bugis mappanre berarti memberi makan, sedangkan temme' artinya orang mengaji atau khatam Al-Qur'an. Dalam tradisi masyarakat Bugis Sulawesi Selatan, mappanre temme' diartikan sebagai proses dilakukannya penjamuan sehubung dengan khatam Al-Qur'an seorang anak/siswa/santri.
Tradisi ini terus berjalan hingga hari ini, namun dikhawatirkan terkikis hilang akibat perkembangan tekhnologi dan perubahan zaman. Hadirnya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil'alaamin (P5RA) dalam Kurikulum Merdeka, menjadikan agenda ini memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pendidikan di Indonesia, terutama menjaga tradisi lokal yang ada di daerah.
Madrasah Aliyah (MA) Al-Junaidiyah Biru sebagai lembaga berbasis boarding, senantiasa menjaga kearifan lokal khususnya yang ada di Kab. Bone, baik dengan pembiasaan dalam hidup sehari-hari santri dalam pondok, maupun mengintegrasikannya dalam proses belajar mengajar.
Seperti yang dilakukan guru atau fasilitator MA Al-Junaidiyah Biru pada sosialisasi P5RA di kelas X, Kamis, 15 Februari 2024. Dalam kesempatan tersebut, Kepala MA Al-Junaidiyah Biru, Mastati Suhardy beri pengarahan kepada santri agar mengikuti proyek penguatan kearifan lokal ini dengan sungguh-sungguh.
Proyek dengan tema Mappanre Temme ini diharap dapat lebih mendekatkan santri pada tradisi lokal, sehingga di tengah perubahan yang makin masif saat ini, santri dapat tetap menjadi garda terdepan dalam melestarikan warisan luhur yang baik dari nenek moyang kita. (Ayyub)