Bontomarannu (Humas Gowa). Langit mendung menghiasi langit di Kecamatan Bontomarannu pagi ini, Kamis (5/12/2024), tidaklah mengurangi semangat calon jama’ah haji untuk mengikuti acara pertemuan perdana di aula KUA Bontomarannu atas undangan kepala KUA.
Acara dibuka oleh Mashuri, Kepala KUA Bontomarannu yang sebelumnya menyapa semua jamaah yang hadir dan memberikan sambutan agar jamaah calon haji ini dapat hadir sesuai yang dijadwalkan oleh KUA sebelum acara manasik haji tingkat kecamatan dilaksanakan.
Mashuri kemudian memperkenalkan para pemateri yang nantinya yang akan membimbing jemaah, terdiri dari penyuluh dan penghulu KUA Bontomarannu.
Idawati Arsyad selaku penanggungjawab program ini menyampaikan pentingnya materi yang akan disampaikan nantinya sambil membacakan materi apa saja yang akan jemaah terima. Perbaikan Bacaaan Al Qura’an, Thaharah, Shalat, Bagaimana Memurnikan Aqidah, Adab - adab dan Akhlak, adalah materi yang akan diterima.
"Materi yang dibawakan semua sangat berbobot, sehingga akan rugi ketika tidak menghadiri acara tersebut," tukas Idawati.
Ida kemudian mempersilahkan para pemateri menyampaikan materinya masing - masing. Diawali dengan perbaikan bacaan Al Qur’an dan Thaharah.
“Perbaikan bacaan Al Qur’an dimulai dengan memperbaiki surah Al Fatihah, Kenapa surah Al Fatiha karena merupakan salah satu rukun shalat sehingga bacaan kita harus benar. Termasuk bacaan iyyakana’budu wa iyyaka nasta’ni kalau salah maknanya akan lain artinya,” jelas Nurjiah Umar, salah satu penyuluh KUA Bontomarannu yang juga seorang Qariah asal Jeneponto.
Pemateri selanjutnya yakni Hamsah, Penyuluh KUA yang membahas Thaharah, secara umum terkait dengan pentingnya bersuci dalam Islam. Karena sah tidaknya ibadah kita sangat dipengaruhi oleh sucinya tempat, pakaian dan badan kita dalam beribadah.
Setelah materi disampaikan salah satu jamaah bertanya tentang yang dimaksud dengan hadats besar serta kapan pelaksanaan shalat taubat itu, apakah menjelang berangkat haji atau bagaimana.
Pertanyaan pertama dijawab oleh Hamsah dan pertanyaan kedua dijawab oleh Idawati Arsyad dengan memberikan gambaran secara umum dulu terkait makna taubat itu agar jamaah memahami maknanya dan tatacaranya. Yang terpenting taubat itu adalah sudah tidak mengulangi kemaksiatan yang menjadi kebiasaannya selama ini.
Agar jemaah mudah berkoordinasi karena dalam bentuk kelompok, maka ditunjuklah ketua kelompok yang akan bertanggungjawab atas kelompoknya, terkait kehadiran dan memudahkan untuk berkoordinasi dengan pegawai KUA Bontomarannu.(iar/OH)