Maros (Humas Maros)-Di Kabupaten Maros, masih dalam rangkaian kegiatan Semarak Muharram menyambut tahun baru 1444 Hijriyah, digelar tabligh akbar. Acara yang juga berlangsung di Masjid Al-Markaz Maros ini dilaksanakan sesaat setelah zikir dan doa bersama.
Menjelang magrib, Jumat (29/7/2022), acara diawali dengan doa akhir tahun yang dipimpin Ketua MUI Kabupaten Maros, KH Syamsul Khalik. Kemudian shalat magrib berjamaah dan setelahnya dilanjutkan dengan doa awal tahun yang juga dipimpin oleh Ketua MUI Maros.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari, yang mengharapkan penyambutan tahun baru Hijriyah lebih meriah dari tahun Masehi. “Muharram bulan mulia dan terpuji. Tingkatkan amal ibadah. Ini momentum memperbarui sikap mental”, kata Wakil Bupati.
Semarak Muharram menemui momentumnya ketika ustadz Maulana mulai muncul di depan jamaah. Dengan gerak-gerik khas, kehadiran ustadz Maulana mulai menarik animo jamaah, meskipun pada saat bersamaan, Wakil Bupati masih menyampaikan sambutan.
Tak lama, ustadz Maulana memulai ceramahnya. Awal muncul di depan jamaah, kemudian dirinya meminta jamaah di depannya bergeser, sehingga menyisakan ruang kosong di tengah, lurus ke belakang, di mana para jamaah perempuan berada.
Dengan lincahnya, ustadz Maulana kemudian berjalan cepat menghampiri jamaah yang berada di belakang, menyapanya. Mundur lagi, hingga dirinya benar-benar berada di tengah jamaah tabligh akbar Masjid Al-Markaz Maros.
“Jamaah, ooo jamaah, Alhamdulillah...”. Kemudian ustadz Maulana menceritakan bagaimana perjalanan menuju ke Masjid Al-Markaz Maros yang dihadang kemacetan. Dirinya naik motor, membonceng pengojek, karena menurutnya dirinya tak terbiasa dibonceng.
Tak lama, karena waktu memasuki shalat isya, ustadz Maulana tiba-tiba langsung azan. Para jamaah pun kemudian menyesuaikan posisi untuk shalat isya berjamaah.
Pasca shalat berjamaah, kemudian ustadz Maulana melanjutkan ceramahnya. Dirinya menyampaikan bisa ceramah hingga pukul 21.00. Para jamaah mengiyakan, bahkan ada yang nyeletuk kalau bisa hingga pukul 22.00, tak apa.
Dengan materi ceramah ringan dan dialogis, ustadz Maulana menjelaskan tentang keutamaan Muharram dan ibadah-ibadah untuk memuliakan.
Sesekali menyapa, bahkan dalam forum, ustadz Maulana tak canggung menemui jamaah yang dikenalnya : baik itu teman, santri dan gurunya. Berdasarkan penuturan, ustadz Maulana mengaku memiliki banyak keluarga di Kabupaten Maros, karena orangtuanya juga berasal dari Maros.
Diiringi gerik dan penuturan khas, ustadz Maulana lebih lanjut menceritakan bagaimana perjuangannya berdakwah mulai tahun 1988 hingga ke Mallawa dan Camba, sebelum berdakwah di layar kaca seperti sekarang ini.
Bahkan, ustadz Maulana menyampaikan masih mengirim para santrinya untuk terus berdakwah di desa-desa di Kecamatan Mallawa dan Camba. Terkhusus saat bulan suci Ramadhan.
Selain menjelaskan keutamaan bulan Muharram, ustadz Maulana juga menyampaikan keutamaan bulan Zulhijjah. Bahkan untuk menjelaskan tentang momentum qurban, dirinya menjemput 2 anak, untuk ikut serta mempraktikkan momen penting tersebut. Atas itu, para jamaah ikut larut dalam cerita dan bahkan tertawa ceria.
Beberapa kali terselip dalam penjelasan, ustadz Maulana juga memuji para ulama terdahulu menyampaikan dakwah agama. Dirinya kagum, bagaimana para ulama terdahulu dengan berbagai simbol-simbol benda dan perilaku menyelipkan ajaran Islam, seperti halnya peringatan 10 Muharram yang dihiasi dengan Peca Sura.
Menjelaskan ajaran agama dengan ringan dan ceria. Mungkin 2 kata ini bisa mewakili bagaimana ustadz Maulana menyampaikan ceramah agamanya. Kali ini, malam 1 Muharram di Masjid Al-Markaz Maros.
Semarak Muharram, tabligh akbar ditutup dengan sujud syukur para jamaah bersama ustadz Maulana, atas datangnya bulan Muharram, tahun baru 1444 Hijriyah. Rencananya, Semarak Muharram di Kabupaten Maros akan dilanjutkan dengan pawai pada Ahad pagi mendatang. (Ulya)