Palopo, (Humas Palopo)- Memasuki hari keenam Diklat DDWK (Diklat Dalam Wilayah Kerja) dengan inti materi moderasi dalam beragama adalah hari terakhir dari penyelenggaraan Diklat tersebut, pukul 09:00 WITA Kakan Kemenag Kota Palopo H.M. Rusydi Hasyim di agendakan untuk menutup Diklat DDWK tersebut yang di dampingi ketua Panitia Diklat DDWK Sukma, S. PD. I., MA (kasubag TU BDK Makassar).
Dalam laporan kepanitiaannya menyebutkan kembali dari pada tujuan diklat DDWK tersebut yakni agar peserta Diklat dapat memahami Moderasi kerukunan beragama sehingga dapat menerapkan nilai-nilai Moderasi dalam lingkungan kerja antar sesama ASN, Diklat tersebut yang di ikuti sebanyak 30 peserta berjalan dengan baik tertib dan materi di anggap telah di pahami oleh peserta
Menurut nya pelatihan DDWK dengan tema Moderasi beragama yang di laksanakan di wilayah Kemenag Kota Palopo ini terbilang baru oleh karenanya pesrta Diklat pun di pilih dari unsur pejabat kepala KUA dan beberapa staf di lingkungan Kantor Kemenag Kota Palopo agar nantinya dapat mentransformasikan hasil diklat pada bawahannya. dalam Diklat itu penilaian pun di sasar dari unsur sikap dan perilaku peserta dan juga unsur pendalaman Akademik serta pemberian post tes, nantinya semua peserta yang mengikuti Diklat akan di berikan sertifikat program Diklat moderasi beragama.
Dalam prosesi penutupan Diklat tersebut H.M Rusydi Hasyim turut memaparkan kesimpulan atas materi Diklat yang di berikan oleh BDK (Balai Diklat Keagamaan) Makassar, menurut nya Moderasi itu adalah paradigma berfikir dalam beragama sehingga dalam beragama dan Implementasi dalam kehidupan sehari-hari kita tidak boleh merasa yang paling benar, tidak mau menganggap kelompok lain atas kebenaran yang di yakini.
H.M. Rusydi Hasim mengatakan bahwa negara Indonesi adalah negara yang unik , negara yang dalam penerapan Moderasi bergama paling baik. dan hal tersebut telah di buktikan oleh salah seorang peneliti berkebangsaan Itali yang mencoba tinggal di beberapa wilayah monoritas seperti di wilayah suku Badui, suku Tengger, dan masyarakat yang bermukim di sekitar candi Borobudur untuk mengetahui psikologis minoritas dalam kondisi kehidupan beragama.
Dalam penelitian tersebut telah membuktikan bahwa minoritas tdk terusik atau tidak terganggu dalam kehidupannya yang di sekelilingnya adalah kaum mayoritas muslim. ia juga mencontohkan pribadi Rasulullah Salallahu Alaihi Wassallam yg memberikan makanan kepada sesama dgn tdk melihat suku ato agamanya inilah yang disebut Moderasi beragama oleh karena itu setiap agama di Indonesia yang mengakui konsep Ketuhanan Yang Maha Esa akan di lindungi oleh undang undang ujar H.M. Rusydi Hasyim.
Dengan demikian sebelum menutup Diklat tersebut Kakan Kemenag Kota Palopo berharap dari hasil Diklat DDWK ini yang berlangsung 12 s.d 17 Februari ini membwa pencerahan bagi para peserta yang dapat merubah paradikma berfikir kita dalam beragama sehingga kita tidak dengan mudah men Justifikasi orang lain yang berbeda pemahaman atau pandangan keagamaan.(rdp)