Daerah

Doa Kakan Kemenag Pangkep Menyertai Mappalili Segeri: Kolaborasi Budaya Dan Religiusitas

Foto Kontributor
Humas Pangkep

Kontributor

Rabu, 12 November 2025
...

Pangkep - (Kemenag Pangkep) - Ritual adat Mappalili Arajang Segeri, sebuah upacara sakral yang menandai dimulainya musim tanam padi, kembali digelar dengan meriah di Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep. Acara tahunan yang kaya akan nilai budaya lokal ini menjadi momen penting bagi masyarakat Segeri untuk memohon berkah dan hasil panen melimpah.


​Puncak acara Mappalili yang dipimpin oleh Komunitas Adat Bissu Arajang Segeri tersebut turut dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat dan pejabat daerah. Kehadiran unsur pemerintah dan agama dalam tradisi ini menunjukkan adanya sinergi antara pelestarian budaya dan nilai-nilai keagamaan. Acara Mappalili ini digelar di Rumah Adat Arajang Segeri (11/11/2025).


Pada kesempatan yang khidmat tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kabupaten Pangkep, H. Ramli Rasyid didaulat untuk memimpin doa. Dalam suasana penuh harap, H. Ramli Rasyid memanjatkan doa bersama yang diikuti oleh seluruh hadirin, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar prosesi tanam padi berjalan lancar, terhindar dari bencana, dan menghasilkan panen yang berlimpah serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.


"Doa adalah bagian tak terpisahkan dari setiap usaha dan ikhtiar. Mappalili adalah wujud ikhtiar budaya, dan dengan doa, kita menyempurnakannya dengan ikhtiar spiritual. Semoga Allah SWT memberkahi tanah kita, kerja keras petani kita, dan hasil panen yang akan datang," ujar H. Ramli Rasyid usai memimpin doa.


Keterlibatan Kepala Kantor Kemenag dalam memimpin doa di acara adat Mappalili ini mencerminkan adanya harmoni antara kearifan lokal (budaya) dan ajaran agama. Ritual Mappalili sendiri merupakan tradisi turun temurun masyarakat Bugis yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan permohonan restu sebelum turun ke sawah.


​Rencananya, acara Mappalili Arajang Segeri besok akan ditutp dengan prosesi mengarak Arajang (alat pembajak sawah pusaka) ke sawah, yang menjadi simbol dimulainya musim tanam. Semangat gotong royong dan pelestarian budaya terlihat jelas, menegaskan komitmen masyarakat Segeri untuk menjaga warisan leluhur mereka. (AJL)

Editor: Mawardi

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default