Makassar (Inmas Sulsel) Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan bahwa relasi Agama dan Negara harus saling mengimbangi dan saling kontrol. Simbiosis mutualisme keduanya laksana dua sisi mata uang, disatu sisi agama memerlukan wadah bangsa ini, tapi juga kehidupan kebangsaan memerlukan nilai-nilai agama sebagai panduan, acuan ditengah kehidupan yang beragam.
“Karena bagaimanapun juga para penyelenggara negara perlu dikontrol, diimbangi dengan nilai-nilai agama, agar jalannya pemerintahan tidak kering,” kata Menag Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan sambutan sekaligus sebagai keynote speech Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan yang mengusung tema “Mengarusutamakan Islam Wasathiyah, Menyikapi Bahaya Hoax dan Fitnah Bagi Kehidupan Keagamaan dan Kebangsaan”, di Makassar, Rabu (20/02) malam.
Selaku pembicara kunci (Keynote speech), Menteri Agama RI juga didaulat membuka acara yang didampingi oleh Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, dan Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel H. Anwar Abubakar, yang ditandai dengan pemukulan gong di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan rasa syukur karena pada malam hari ini bisa hadir dalam rangka pembukaan Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan yang diinisiasi oleh Ditjen Bimas Islam. Bagi Menag Lukman, tema isu yang diangkat pun terus aktual dalam kehidupan, sebab kehidupan ini mengalami percepatan luar biasa, karenanya tentu kita semua khususnya umat Islam, haruslah yang paling terpanggil mensikapi ini dengan penuh kearifan.
“Terimakasih dan apresiasi kepada Ditjen Bimas Islam dengan dukungan Ormas Islam dalam mensukseskan acara malam ini,” kata Menag Lukman.
Membicarakan relasi antara kebangsaan dan keagamaan, kata Menag Lukman lebih spesifiks lagi keislaman dalam konteks Indonesia, seperti halnya kita melihat sekeping uang logam yang memiliki dua sisi.
Sementara Dirjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin dalam laporannya menyampaikan bahwa gelaran ini adalah kegiatan yang dirancang Bimas Islam di Sulsel dengan mengundang Kanwil dan Kankemenag se Sulawesi, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat di Sulawesi Selatan.
Diketahui berasama, bahwa Indonesia mendapat perhatian sejumlah negara khususnya Timur Tengah, dimana Indonesia sebagai poros Islam wasathiyah dunia. Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bahwa seruan untuk selalu menggaungkan Moderasi Beragama, dan mengambil jalan tengah dalam setiap tindakan.
Disampaikan Muhammadiyah Amin, pada pembukaan Rakernas Kemenag 2019, Kementerian Agama mempunyai momentum sebagai tahun Moderasi Beragama. Menindaklanjuti itu, Ditjen Bimas Islam, menjadi terdepan merespon gerakan Moderasi Beragama, sebagai pembangun, menjaga dan merawat Indonesia.
Selain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, gelaran Dialog Nasional ini juga menghadirkan sejumlah tokoh seperti Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin, Tokoh Masyarakat Sulawesi Selatan AGH Sanusi Baco, Rektor UIN Alauddin Makassar, sejumlah pejabat, dan tokoh Agama, dan penggiat serta praktisi media di Sulawesi selatan (wrd/sp)