Selayar (Humas Sulsel) – Sebanyak 100-an Peserta yang berasal dari Penyuluh Agama Islam dan Penghulu di jajaran Kemenag Kabuoaten Kepulauan Selayar berkumpul di Baruga Rumah jabatan Bupati lama Benteng (Sabtu, 11 Juni 2022)
Kehadiran mereka guna mengikuti Pembinaan Penyuluh Agama Islam dan Pemetaan SDM Penghulu pada Seksi Bimas Islam Kemenag Kepulauan Selayar yang kali ini dihadiri langsung oleh Kakanwil dan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Sulsel H. Ali Yafid, tampak pula hadir Sub Koordinator pada Bidang Penais Zawa Kanwil H. Nurdin.
Kasi Bimas Islam Kemenag Kep. Selayar Andi Saiful Herman dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan gelaran kegiatan ini agar baik Penyuluh Agama Islam maupun Penghulu bisa melakukan penguatan dari segi layanan utamanya terkait pengarusutamaan Moderasi Beragama di kalangan masyarakat Kepulauan Selayar.
Kakanwil Kemenag Sulsel H. Khaeroni yang didampingi Kakankemenag Selayar H. Aswar Badulu dalam Arahannya menyampaikan bahwa meskipun Penyuluh Agama dan Penghulu memiliki beban kerja yang berat tapi tetap harus menanamkan sikap sabar, sebab menghadapi dan melayani umat memang butuh kesabaran.
“yakinlah kesabaran yang saudara saudari tanamkan dalam diri selama mengabdi, Insya Allah akan berbuah manis dikemudian hari” sambung Khaeroni
Profesi Penyuluh Agama dan Penghulu yang dilakoni selama ini harus memberi bekas dan kesan yang indah kepada umat, tampilkan wajah Kementerian Agama yang sejuk, santun dan bersahabat, ibarat kata Penyuluh datang umat senang, Penghulu hadir masyarakat gembira, Ucap Kakanwil disambut Aplauss Seluruh Peserta.
Dilanjutkan Kakanwil, Penyuluh Agama dan Penghulu diharapkan jadi garda terdepan dalam mensosialisasikan, menjelaskan serta membumikan program Pemerintah khususnya Kementerian Agama, lebih Khusus lagi program prioritas Kementerian Agama kita saat ini yakni Moderasi Beragama, karena tujuan dari program ini sangat mulia,
"Tujuan moderasi beragama, tak lain untuk menghadirkan keharmonisan di dalam kehidupan kita sebagai sesama anak bangsa," katanya
Menurut Kakanwil, saat ini moderat sendiri sering disalahpahami dalam konteks beragama di masyarakat Indonesia. Banyak dari masyarakat yang menganggap bahwa orang yang moderat berarti orang yang tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan atau mengamalkan ajaran agamanya.
"Moderasi beragama bukan alasan bagi seseorang untuk tidak menjalankan ajaran agamanya secara serius. Sebaliknya, moderat dalam beragama berarti percaya diri dengan esensi ajaran agama yang dipeluknya, yang mengajarkan prinsip adil dan berimbang, tetapi berbagi kebenaran sejauh menyangkut tafsir agama," jelasnya lagi.
"Karakter moderasi beragama meniscayakan adanya keterbukaan, penerimaan, dan kerjasama dari masing-masing kelompok yang berbeda," lanjutnya.
Khaeroni pun menekankan bahwa moderasi beragama sudah menjadi karakter bangsa serta ciri khas masyarakat Indonesia yang plural, dirinya juga katakan nilai-nilai moderasi telah lama melekat di masyarakat Indonesia. Itu mengapa masyarakat Indonesia mempunyai modal sosial serta kultural yang cukup dalam.
"Kita biasa bertenggang rasa, toleran, menghormati persaudaraan, dan menghargai keragaman yang menjadi warisan dari leluhur kita dalam bentuk local wisdom (Kearifan Lokal). Boleh dikata, nilai-nilai fundamental seperti itulah yang menjadi pondasi dan filosofi masyarakat di nusantara dalam menjalankan moderasi beragama," jelas Khaeroni.
Diakhir Arahannya, Kakanwil juga menegaskan bahwa nilai tersebut ada pada semua agama. "Nilai itu ada di semua agama karena semua agama pada dasarnya mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang sama," Tutupnya (wrd)