Khaeroni Tutup Pemilihan Penyuluh Agama Islam Teladan

Maros, Humas Sulsel ~ Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Sulawesi Selatan melalui bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaa  Zakat dan Wakaf menggelar pemilihan penyuluh agama Islam teladan PNS dan Non PNS tingkat Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2022.

Kegiatan yang dirangkaikan dengan penguatan moderasi beragama bagi penyuluh agama Islam ini digelar selama dua hari, 5 s.d 6 Agustus 2022 di Hotel Grand Town Mandai Kab. Maros.

Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta utusan dari 24 Kantor Kemenag kabupaten / kota se Sulsel dan ditutup secara resmi oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. Sulsel Khaeroni pada Sabtu 6 Agustus 2022 siang.

Kepala Bidang (Kabid) Penaiszawa, Abdul Gaffar dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk kegiatan penguatan moderasi beragama, pelaksana kegiatan menghadirkan pemateri nasional.

Adapun pemilihan penyuluh agama Islam teladan, mantan Kepala Kantor Kemenag Kota Parepare ini menegaskan tim penilai akan memilih secara cermat dan objektif.

"Kita akan memilih yang terbaik dari yang baik. Saya saksikan penampilan peserta luar biasa. Kita harapkan ada diantara peserta yang dapat mengangkat nama Sulsel di tingkat nasional," kata Abdul Gaffar.

Diinformasikan bahwa pada pemilihan penyuluh teladan ini, tim penilai belum menetapkan pemenangnya oleh karena masih harus dilakukan visitasi dan verifikasi langsung ke lokasi yang menjadi objek binaan peserta.

Sementara iru, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Khaeroni mengungkapkan bahwa untuk bisa memenangkan pemilihan penyuluh teladan tingkat nasional, seorang penyuluh harus memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. "Kalau ingin juara maka tampilkan yang unik yang tidak dimiliki penyuluh lain," imbaunya.

Mengenai moderasi beragama, Kakanwil yang menyelesaikan study S1 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengatakan esensi dari moderasi beragama adalah bagaimana kita bisa saling menghargai dan saling memahami serta menghargai perbedaan, menghargai kearifan lokal, menghargai nilai-nilai kemanusian, konstitusi serta menghargai pemimpin.

"Itulah moderasi beragama, saling menghargai dan memahami dan ingat bahwa moderasi beragama bukan NU-isasi," tutup Khaeroni yang hadir pada kegiatan ini didampingi Kabag TU Ali Yafid. (AB)


Wilayah LAINNYA