Makassar, HUMAS SULSEL – Kurikulum merdeka belajar merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai upaya mengembangkan kurikulum dari yang sudah ada sebelumnya.
Kurikulum ini menyajikan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, dimana konten belajar akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk menguatkan kompetensi, serta guru selaku tenaga pendidik lebih memiliki keleluasaan dalam memilih perangkat mengajar sehingga proses pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Guna membekali pengetahuan teknis bagi 142 guru dan wakil kepala madrasah aliyah se Kab. Bone dalam menerapkan kurikulum merdeka ini, maka Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Madrasah Aliyah (MA) Kabupaten Bone menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Tahun 2023.
Kegiatan yang digelar di Hotel Grand Town Makassar ini dibuka langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Khaeroni dan direncanakan akan berlangsung selama 3 hari, Senin – Rabu (26 – 28 Mei 2023).
Pada acara pembukaan kegiatan ini, Senin (26/5) hadir Kepala Kantor Kemenag kab. Bone Abd. Hafid M. Talla, Ketua Tim Kurikulum Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sulsel M. Rahman, Ketua KKM MA Kab. Bone Abbas Makkatutu. Adapun pemateri pada hari pertama kegiatan ini adalah Kabag TU Ali Yafid, Kabid Penmad Muh. Tonag dan Ketua Tim Kurikulun M.Rahman.
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni mengatakan lahirnya kurikulum merdeka belajar ini didasarkan pada pengalaman sebelumnya bahwa pemberlakuan kurikulum secara seragam tidak serta memberi hasil yang sama dan optimal namun justru hasilnya berbeda pada setiap daerah.
Menurutnya, faktor perbedaan latar belakang ekonomi, sosial budaya dan karakter masyarakat Indonesia ditengarai sebagai salah satu penyebab tidak optimalnya penerapan kurikulum-kurikulum sebelumnya, sehingga diharapkan melalui kurikulum merdeka belajar ini dapat menjadi solusi atas ketidak optimalan tersebut.
“Kurikulum merdeka belajar memberi ruang bagi siswa dan tenaga pendidik untuk berinovasi. Dengan meredeka belajar dan merdeka mengajar, potensi dan kompetensi siswa dan guru dapat digali sehigga menjadikan mereka lebih inovatif. Semoga kurikulum ini dapat menjadi jawaban dan solusi atas kendala dalam proses belajar mengajar selama ini,” harap Khaeroni.
Lanjut diungkapkan, bahwa kurikulum merdeka ini juga dapat mendongkrak prestasi siswa-siswi madrasah negeri dan swasta untuk dapat sejajar dengan madrasah-madrasah unggulan yang mendapatkan “intevensi” khusus dari pemerintah seperti MAN IC, MAN Model dan lainnya.
“Jelas bahwa madrasah yang memperoleh intervensi khusus dari pemerintah unggul dari sisi sarana prasarana dan SDM, namun dengan diterapkannya kurikulum merdeka ini, madrasah-madrasah lainnya akan dapat bersaing karena potensi siswanya akan terpetakan untuk kemudian diarahkan pada bidang yang digemarinya sehingga potensinya dapat digali secara optimal,” sebut Khaeroni.
Dirinya kemudian berpesan kepada seluruh Kelompok Kerja Madrasah se Sulsel pada semua tingkatan (MI, MTs dan MA) agar mengikuti inovasi yang dilakukan KKM MA Kab. Bone dengan menggelar kegiatan serupa sambil refreshing.
“Saya mengapresiasi inovasi KKM MA Bone memilih Kota Makassar senbagai tempat pelaksanaan kegiatan ini. Ini sebuah inovasi. Jangan selalu main kandang. Kan dengan berkegiatan diluar daerah seperti ini kita bisa belajar sambil refreshing, menyegarkan kembali pikiran dari rutinitas keseharian kita yang kadang membosankan. Semoga kabupaten lain dapat mengikuti,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Kemenag Bone Hafid M. Talla dalam sambutan singkatnya berharap kepada Kakanwil Kemenag Sulsel kiranya proses penegerian Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Pompanua dapat dibantu difasilitasi agar segera terealisasi.
“Ini harapan saya dan masyarakat Pompanua agar proses penegerian Madrasah ini segera terwujud dibawah kepemimpinan bapak,” tandasnya. (AB)