Pokjaluh Soppeng Sharing Pengalaman Mewakili Sulawesi Selatan Di Malam Silaturahmi Pokjaluh Makassar

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Soppeng (Humas Makassar) - Pengurus Kelompok Kerja Penyuluh (POKJALUH) Kabupaten Soppeng sharing pengalaman dengan rombongan Pokjaluh Kota Makassar di Wisata Alam Lejja, Soppeng (03/03/2018). Setelah penerimaan rombongan oleh Ka.Kankemenag kabupaten Soppeng, seluruh rombongan Pokjaluh Makassar berkumpul bersama dengan Pokjaluh Soppeng dalam agenda silaturahmi dan sharing pengalaman dalam pengembangan mutu dan potensi penyuluh. Memulai perkenalan, ketua Pokjaluh Makassar, Nurdin, S.Ag., M.Hi, memperkenalkan ketua dan sekretaris Pokjaluh Soppeng yang pernah mewakili Sulawesi Selatan sebagai Penyuluh Tauladan.

 

Ketua Pokjaluh kabupaten Soppeng, Ernawati, S.Ag.,  mengungkapkan pengalamannya sewaktu mewakili penyuluh seSulawesi Selatan di Jakarta tahun 2013. "Banyak sekali pengalaman berharga yang saya dapat selama di Jakarta dan Alhamdulillah saya bisa sharing dengan teman-teman di Soppeng dan Alhamdulillah sampai saat ini Soppeng selalu mendapat posisi tiga besar di tingkat provinsi", ucapnya. Dia kaget dengan banyaknya objek binaan yang dimiliki oleh penyuluh dari daerah lain setiap mereka presentasi. "Ada yang punya 45 binaan. gimana cara mengatur waktunya?. Makanya saya tanya langsung mereka", jelasnya.

Lebih dalam dia menjelaskan bahwa setiap penyuluh harus punya 2 jenis binaan. "Binaan tetap itu yang setiap hari kita bina. Binaan tidak tetap itu yang bisa saja kita sekali seminggu atau sebulan datang di situ atau mungkin bukan kita tetapi teman penyuluh lain yang punya giliran dalam membina di binaan tidak tetap", kata Ernawati yang telah terpilih 5 kali jadi ketua disetiap pemilihan dua tahunan karena permintaan seluruh penyuluh Soppeng dan juga dukungan dari Kepala Kementerian Agama Kab. Soppeng. "Untuk memperbanyak binaan,  semua majelis taklim atau TPQ di kecamatan menjadi binaan semua penyuluh yang ada di kecamatan tersebut. Jadi SK majelis taklim yang ada bukan nama tetapi penyuluh agama Islam kecamatan. Nah, nantinya kalau ikut lomba penyuluh tauladan, itu bisa masuk binaannya. Ada penilaian tersendiri jumlah binaan dan juga frekuensi pertemuan dengan binaan dalam lomba" jelasnya dengan sangat detil. 

"Ada tiga aspek dalam penilaian penyuluh tauladan. Bimbingan, Kesetiaan, dan Penunjang yang menjadi penilaian selalu kita perhatikan" jelasnya. Ernawati berpesan kepada seluruh penyuluh yang hadir "Walaupun punya banyak binaan, kerjakanlah dulu binaan tetapnya sesuai tanggung jawab." 

Sekretaris Pokjaluh Soppeng, Aszriana Ab, S.Ag., S.Pd.I., M.Pd, yang juga pernah mewakili Sulawesi Selatan tahun 2016 di ajang penyuluh tauladan turut berbagi dengan mengungkapkan pengalamannya di depan seluruh penyuluh. "Alhamdulillah waktu perlombaan tingkat kabupaten juara dengan mewakili kecamatan Lalabata dan pada waktu mewakili Sulawesi Selatan di Jakarta saya mengangkat tema Secercah Harapan Di Balik Jeruji Besi di sesi penyisihan." ungkapnya dengan penuh semangat. "Alhamdulillah kami urutan pertama di final dan di final kami mengangkat tema Keberhasilan Magrib Mengaji. Karena presentasi kamilah Bapak Muhammadiyah Amin waktu itu jg mencetuskan Magrib mengaji dari pusat. dan itu adalah hasil presentasi kami di Jakarta." ucapnya dengan bahagia. 

Aszriana yang juara harapan tiga tingkat nasional mengungkapkan berkas, binaan, dan powerpoint menjadi penilaian dari lomba. "Nilai  administrasi dan nilai presentasi merupakan akumulasi dari hasil penilaian penyuluh tauladan" jelasnya.

IMG_0307IMG_0304IMG_0293IMG_0291IMG_0290


Wilayah LAINNYA