As'adiyah Galung Beru

Guru Tahfizh As'adiyah Galung Beru Sampaikan Materi Anti Diskriminasi dan Bullying

Hari kedua pelaksanaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) MTs PP. As’adiyah Galung Beru Tahun Pelajaran 2022/2023. Peserta Matsama menerima materi yaitu Anti Diskrimasi dan Bullying. Jumat, 15/07/2022.

Galung Beru, (Humas Bulukumba) – Hari kedua pelaksanaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) MTs PP. As’adiyah Galung Beru Tahun Pelajaran 2022/2023. Peserta Matsama menerima materi yaitu Anti Diskrimasi dan Bullying. Jumat, 15/07/2022.

Pembina Tahfizh Ustadz Jusman Imam, yang didaulat selaku pemateri menjelaskan bahwa, perilaku bullying dibagi menjadi beberapa jenis, seperti verbal dan non verbal. Bullying non verbal berdampak pada ancaman pelaku hingga kekerasan fisik. Sedangkan bullying verbal menggunakan kata-kata kasar sampai menyebarkan aib korban ke orang lain.

Peristiwa bullying seringkali terjadi di sekolah, rumah, tempat kerja, masyarakat, sampai dunia maya. Aktivitas bullying tidak memilih umur dan jenis kelamin. Para pelaku memilih seseorang dari pemalu, pendiam, spesial, cantik, sampai mempunya kekurangan untuk dijadikan ejekan.

“Masalah diskriminasi erat kaitannya dengan agama. Dalam Islam misalnya persoalan diskriminasi menjadi salah satu misi utama yang diberangus. Islam hadir di tengah masyarakat Arab jahiliah yang menjadikan diskriminasi sebagai sebuah kebudayaan,” jelas Jusman Imam, yang juga selaku Kontributor Berita Kemenag Bulukumba.

Lebih lanjut, Jusman Imam menerangkan, fenomena perbudakan adalah bukti konkrit kejahiliahan masyarakat pada saat itu. Manusia dijadikan komoditas yang dapat diperjualbelikan dan diwariskan. Jiwa dan raga manusia ditakar dengan harga. Budak kehilangan banyak hak asasinya, semua bergantung kepada tuan yang memilikinya seperti barang.

“Islam datang dengan misinya menghapuskan diskriminasi yang telah membudaya dalam tradisi jahiliah. Perbudakan mulai dikikis dan dihapuskan secara bertahap. Hak-hak perempuan dikembalikan kepada fitrahnya. Hidup mereka yang sering dijadikan pemuas nafsu saja, diangkat derajatnya setara laki-laki, status sosial mereka dihargai dan dihormati,” lanjutnya.

Mengakhiri materinya, Jusman Imam menyimpulkan bahwa untuk mengatasi Bullying di Sekolah, Pendidik membuat program pencegahan anti bullying dan hukuman bagi pelaku yang melakukan tindakan tersebut, membangun diskusi dan ceramah tentang mengatasi aksi penindasan, memberi bantuan dan dukungan pada korban bullying. (JSI)


Daerah LAINNYA