Kakankemenag Selayar Himbau Ciptakan Ekosistem Pendidikan Moderasi Beragama

Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama bagi Tendik Kemenag Kepulauan Selayar

Benteng (Humas Selayar) Didampingi oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Selayar, H. Nur Aswar Badulu berkenan membuka dan menjadi pemateri pada Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama yang diadakan di Aula Kantor Kementerian Agama. Sabtu (7/09/2024).

Acara Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama yang diinisiasi oleh Seksi Pendidikan Madrasah tersebut menghadirkan 54 (lima puluh empat) peserta yang terdiri dari Pengawas Madrasah, Kepala Madrasah, serta tenaga pendidik dan kependidikan madrasah yang tersebar di beberapa kecamatan daratan Kepulauan Selayar.

Menurut H. Firman, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, acara Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama telah dilaksanakan di hampir seluruh Madrasah Negeri dan Madrasah Swasta yang tersebar di beberapa Kecamatan Daratan; Kecamatan Benteng, Kecamatan Bontoharu, Kecamatan Bontosikuyu, Kecamatan Bontomanai, Kecamatan Buki, dan Kecamatan Bontomatene.

“Dalam kesempatan ini ingin kami sampaikan kepada Kepala Kantor bahwa pelaksanaan Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama telah dilaksanakan di hampir seluruh madrasah, kecuali madrasah yang berada di Kecamatan Kepulauan. Walau demikian, insya Allah  kerjasama dengan para pengawas kita juga akan laksanakan hal serupa di pulau,” ujarnya.

Sementara itu, H. Nur Aswar Badulu di dalam sambutannya menghimbau seluruh peserta agar sedapat mungkin membangun ekosistem moderasi dalam lingkungan masing-masing. Ekosistem pendidikan moderasi beragama yang dimaksudkan adalah merujuk pada suatu kondisi di mana keberagaman agama dan keyakinan dapat dihargai dan diterima oleh semua pihak dalam suatu masyarakat atau negara, tanpa adanya diskriminasi atau konflik yang merugikan pihak-pihak yang berbeda keyakinan.

Lebih jauh Kakankemenag juga menyampaikan bahwa perbedaan pemahaman adalah suatu keniscayaan yang terus menerus terjadi di tengah-tengah komunitas. Oleh sebab itu, Kakankemenag yang dalam waktu dekat ini akan menerbitkan buku terbarunya berharap, perbedaan pemahaman yang terjadi jangan sampai menimbulkan Dis-integrasi.

“Perbedaan pemahaman itu adalah sebuah keniscayaan. Mari ciptakan keharmonisan dan antisipasi terjadinya Dis-Integrasi di tengah-tengah kita,” ungkapnya. (Myr)


Daerah LAINNYA