Wajo (Inmas Jeneponto) -Salah satu program GTK Madrasah Kementerian Agama RI untuk terus menciptakan guru dan tenaga kependidikan yang lebih professional adalah program Pengembangan Kapasitas Diri Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah yang dilaksanakan di kabupaten Wajo, tanggal 6-8/12/2019 di Hotel Sermani.
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Diri GTK Madrasah di Kabupaten Wajo tersebut dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Wajo, H. Anwar amin pada jum’at malam, 6 Desember 2019 yang dilanjutkan dengan materi Program Peningkatan Profesionalisme Guru Madrasah yang dihantarkan oleh Kasubag TU Direktorat GTK Madrasah Kementerian Agama RI.
Pada hari kedua, Sabtu 7 Desember 2019, para peserta yang terdiri dari guru, kepala madrasah dari tingkat MI, MTs dan MA serta Pengawas Madrasah yang keseluruhannya berjumlah 30 orang mendapatkan 4 materi penting berturut-turut dari pagi hingga malam hari: (1) Pembelajaran Kreatif Zaman Now dibawakan oleh bapak Ma’ruf Yuniarto, (2) Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan Mdrasah oleh Kasi GTK Kanwil Kemenag Sulsel, H. Abdul rahman, (3) Publik Speaking dan Tehnik Presentasi Karya Ilmiah, bertindak sebagai Nara Sumber Dr. Mohammad Hatta yang pernah meraih juara 1 guru berprestasi Tingkat Nasional tahun 2018. Serta materi ke (4) yang dibawakan oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, H. Masykur dengan tema materi Pemberdayaan GTK Madrasah melalui Optimalisasi KKG/MGMP/KKM.
Sebagai materi penutup pada hari Minggu, 8 Desember 2019, yang berlangsung selama 2 jam (pukul 08.00-10.00) adalah materi Inovasi Pembelajaran di Era Disrupsi. Materi tersebut dipandu oleh Kasi Penma Kemenag Kab. Wajo selaku moderator dan Narasumber oleh Kamad berprestasi Nasional, asal Jeneponto Sulawesi Selatan, Kasmawati, S.Ag.,M.Pd. Kamad MTs Al-Falah Arungkeke tersebut mengupas lebih dalam tentang 11 tips menjadi guru inovatif dan professional di Era Disrupsi seperti yang dikutip dari prof. Bahrul Hayat, Phd, pada saat Simposium Nasional di Surabaya minggu lalu. Beliau adalah mantan Sekjen kemenag RI yang menjabat tahun 2006-2014.
Kesebelas tips tersebut adalah (1) Ubah pola pikir dari "fixed mindset ke growth mindset" (2). Bergeraklah dari "comfort zone ke learning zone" (3) Lakukan "self directed: continuoes profesional development" (adaftif & inovatif), (4). Gunakan "multiple mode of learning and resourced", (5). Kembangkan "collaborative learning", (6). 'Go global", masuk dunia maya menjelajahi yang terjadi di belahan dunia, (7). Bangun dan aktif dalam organisasi atau asosiasi profesi sebagai "learning community", (8). "Go mobile", lebih smart dari smartphone, (9). "Keep learning: learn, relearn and unlearn" Belajar, terus belajar lagi, meninggalkan pengetahuan/perilaku yang tidak perlu, (10). Tanamkan sikap moderasi (menerima, menghormati dan bekerjasama) dan (11). Jadilah motivator bagi keragaman.
Usai memaparkan materinya, Kasmawati membuka sesi tanya jawab yag tidak terbatas pada materi saja, tetapi juga tentang pengalamannya mengembangkan madrasahnya di Jeneponto, kabupaten yang baru saja beberapa bulan terbebas dari zona kemiskinan tahun 2019. Sharing ilmu dan pengalaman tersebut nampak hidup, namun dibatasi oleh waktu sesuai jadwal.
Kira-kira pukul 11.00, acara Pengembangan Kapasitas Diri Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah tersebut ditutup dengan resmi oleh bapak Kasi Penmad Kemenag Kab. Wajo KH. Idman Salewa. (Kasma/Fhr).