Marioriawa (Humas Soppeng) - Ulat sutra atau bombyx mori memiliki manfaat ekonomi untuk manusia. Serat yang dihasilkan ulat tersebut bisa diolah untuk menghasilkan kain sutra.
Analisa Sains, Prakarya dan Kewirausahaan Kimia, dipadukan dengan Alquran menjelaskan bahwa larva ulat sutra membentuk kepompong dengan serat yang memiliki kekuatan sutra sebanding dengan kawat halus yang terbuat dari baja.
Kain sutra juga memiliki ciri khas, yaitu berkilau seperti mutiara. Hal ini disebabkan oleh lapisan-lapisan fibroin, sejenis protein yang dihasilkan ulat sutra untuk membentuk struktur mikro yang berbentuk prisma.
Struktur prisma inilah yang menghasilkan cahaya tersebar sehingga menimbulkan efek kilau yang indah pada sutra.
Dari beberapa hal menarik ini, siswa MAN 2 Soppeng memantapkan langkah, mengobati rasa penasaran, berburu data tentang Ulat Sutra dengan mengunjungi lokasi Budidaya dan Pemintalan Ulat Sutra di Kampung Sabbe’ta Kabupaten Soppeng. Minggu (14/2)
Tiba dilokasi dan diterima langsung oleh Musdalifa Riwayati Mustafa (owner sabbeta), siswa di ajak melihat langsung Proses Budidaya hingga Pemintalan Kepompong yang berisi larva yang masih hidup.
Bu Ifah sapaan akrabnya dengan terampil menjelaskan secara detail cara dan tips untuk mendapatkan ulat sutra yang bersalin rupa menjadi kepompong dengan hasil benang sutra berkualitas tinggi, hingga tahap Tenun untuk menghasilkan kain sutra dengan harganya bersaing.
“disini proses mulai budidaya hingga proses tenun kami lakukan sendiri, tujuannya supaya kami bisa yakin dan bandingkan kualitasnya secara detail, seperti ini harganya 1.500.000 yang pernah dibeli pejabat penting di soppeng†kata Ifah.
Nurhalisa siswa kelas XI MIPA1 mengungkapkan banyak data pengetahuan baru dan sangat menarik dengan kunjungan kali ini.Â
“Budidaya ulat sutra di kampung ini sangat menarik, langka dan berkualitas, semestinya jika terus dikembangkan bisa mengembalikan kembali kejayaan kabupaten Soppeng sebagai penghasil sutra terbaik, dan pernah dikunjungi pak presiden kata om google†harapnya.
Dari study lapangan ini diperoleh data bahwa kualitas sutra berasal dari Kepompong yang berisi dua ekor larva didalamnya dan itu perlu dilakukan penelitian selanjutnya. Kata Pembina Mapel turut menambahkan.
Selain Kain Sabbe sutra yang terkenal mahal, dalam kunjungan ini siswa diperkenalkan juga teknik motif Sutra EcoPrint. Beberapa produk dijelaskan secara detail hingga sesi tanya jawab, menambah ketertarikan siswa dengan usaha yang terbilang unik ini.
Salah satu daya tarik dari EcoPrint ini karena paduan motif dan pewarnaan berasal dari dedaunan asli serta pewarnaan alami.
Ifah menjelaskan untuk kebutuhan dedaunan ini, ia membudidayakan beragam daun dipekarangan rumah.
“Motif yang paling viral sekarang ini ‘daun janda bolong’ dengan pewarna kayu seppang (Kayu merah :red)†jelas Ifah.
Memperdalam kegiatan Study Lapangan ini, baik aspek wirausaha dan keterampilan, selanjutnya beberapa waktu kedepan siswa akan dilatih membuat karya Sutra EcoPrint dilokasi ini dengan bahan tumbuhan, bunga, daun dari rumah sekitar siswa.
Tujuannya, Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan memperkaya pengetahuan dan wawasan tentang kekayaan dan keragaman alam serta sosial. Siswa bisa langsung bereksplorasi, berinteraksi, bahkan berkreasi dengan memanfaatkan sumber belajar di sekitarnya. (ysr/afr)