Makassar, (Inmas Sulsel), Gempa bumi yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya, masih menyisakan sejumlah duka. Berbagai pihak masih terus menggalang dana/bantuan, tak pelak Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan, juga melakukan pengumpulan bantuan, untuk para korban, baik berupa uang maupun berupa barang/pakaian layak pakai.
Wujud peduli kasih itu, dilakukan dengan dikirimnya bantuan 72 karung pakaian, 212 kardus, dan 13 tas/koper, jumlah 279, yang dikumpulkan dari Kemenag Kabupaten/Kota se Sulsel.
Kasubbag Informasi dan Humas Sopian Akhmad, berkesempatan menyerahkan bantuan tersebut kepada pihak jasa pengiriman bantuan melalui kerjasama PT Mitra Lintas Barito, salah satu pengusaha ekspedisi, . di halaman Kanwil Kemenag Sulsel, Jumat 31 Agustus 2018.
‘’Pengiriman bantuan secara gratis tersebut, atas kerja sama PT Meratus line dan PT Mitra Lintas Barito,” ujar Sopian Akhmad seraya berharap semoga bantuan tersebut dapat meringankan beban sanak saudara yang tertimpa musibah di Lombok.
Sebelumnya Kanwil Kemenag Sulsel juga telah mengirimkan bantuan berupa uang sebanyak Rp 300 Juta, melalui Posko Peduli Tanggap Darurat Kemanag Pusat, di Jakarta.
Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulsel H Abdul Wahid mengatakan, Kemanag Sulsel turut peduli dengan adanya kejadian gempa bumi yang mengguncang Provinsi NTB. ‘’Untuk itu melalaui penggalangan dana bantuan ini, kita berharap dapat meringankan penderitaan para korban/saudara-saudara kita yang terkena musibah di sana,’’ katanya.
Untuk diketahui, jumlah kerusakan dan kerugian yang diakibatkan gempa Lombok, NTB, terus bertambah. Hingga Senin 27 Agustus 2018, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi kerusakan dan kerugian mencapai Rp 7,45 triliun, kini bertambah menjadi Rp 8,8 triliun.
Data BNPB yang dilansir Kompas.com menyebutkan tak kurang dari 125.744 unit rumah rusak, terdiri atas rusak berat 74.354 unit dan rusak ringan 51.390 unit. Sementara infrastruktur yang rusak terdapat 174 unit, terdiri atas jembatan (18 unit), jalan (153 ruas), dan tanggul (3 unit).
Untuk sarana pendidikan yang rusak sebanyak 635 unit, yang terdiri atas PAUD (73 unit), SD (294 unit), SMP (93 unit), SMA dan SMK (44 unit), madrasah (104 unit), pesantren (23 unit), dan perguruan tinggi (4 unit). Dan ada sedikitnya 99 sarana kesehatan yang rusak.
Jumlah itu terdiri atas rumah sakit (3 unit), puskesmas (30 unit) pustu (64 unit) dan posyandu (2 unit). Untuk fasilitas keagamaan yang rusak terdapat 789 unit, terdiri atas masjid (349 unit), mushola/langgar (333 unit), gereja (27 unit), vihara (28 unit) pura/pelinggih (52 unit). Adapun gedung pemerintahan dan swasta yang rusak terdapat 147 unit. (dir)