Kunjungi Lapas,Kalapas Sebut Kepala Kemenag Takalar H.Junaidi Mattu Sebagai "Reski Anak Saleh.".

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Takalar (Inmas Takalar)--kepala Kantor Kementerian agama Takalar H.Junaidi Mattu didampingi Ketua DWP Kemenag Takalar Hj.Fatmawati dan Ketua Pokjaluh Sahlan Hamzah,mengadakan kunjungan silaturahmi ke Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Takalar,selasa 29/1/19.

Kedatangan Kepala Kemenag Takalar tersebut disambut oleh Kalapas H.Darwis beserta jajarannya.

Suasana ruang kerja Kalapas nampak ceriah dan dipenuhi gelak tawa dari kedua pejabat tersebut,nampaknya mereka berdua adalah sahabat lama yang sama sama pernah mengabdi dan tinggal di propinsi Sulawesi Barat,hubungan keakraban mereka berdua nampak jelas ketika mereka saling mereplay kembali masa masa di Sulawesi Barat.

Usai melepas kangen dan cerita pengalaman,Kalapas mengajak Kepala Kantor Kemenag Takalar H.Junaidi Mattu bertemu dan bersilaturahmi dengan penghuni Lapas (Napi) yang berjumlah kurang lebih enam ratus orang, yang sementara belajar agama di area Mesjid Lapas.

Untuk diketahui bahwa mereka para penghuni Lapas (Napi) adalah Santri pada Pesantren Attaubah Lapas yang atas kerjasama dengan Kementerian agama Takalar,tahun lalu diresmikan oleh Bupati Takalar,dengan tenaga pengajar dari para Penyuluh yang tesebar di sembilan Kecamatan.

Pada kesempatan tersebut,Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Takalar H.Darwis sebut kedatangan Kepala Kantor Kementerian agama Takalar H.Junaidi Mattu di Lapas Takalar sebagai "Reski anak saleh".

Ia mengatakan Takalar beruntung mendapatkan Putra terbaiknya Sulawesi Barat untuk mengabdi dan membangun Kabupaten Takalar melalui Kementerian Agama,ia juga menimpali dengan mengatakan Sulawesi Barat (Polman) kehilangan Putra terbaiknya."Semoga kedatangannya menjadi berkah untuk kemajuan Takalar,ujar H.Darwis memuji.

Sementara itu H.Junaidi Mattu saat bertatap muka dengan warga Lapas menyebut para penghuni Lapas sebagai manusia yang sangat beruntung,pasalnya para penghuni Lapas sangat mudah menjadi Santri di Pesantren Attaubah.

,"Menjadi santri pada sebuah Pondok Pesantren sangatlah mahal biayanya,sementara anda semua masuk jadi santri tanpa membayar alias gratis",katanya.

Ia mengatakan menjadi Santri dan belajar tentang agama di Lapas merupakan momen yang sangat penting untuk introspeksi diri atas segala hal yang pernah dilakukan,Ia mengajak penghuni Lapas untuk tidak merasa rendah ataupun merasa hina karena pernah menjadi tahanan.

"Tidak ada kata terlambat,yang lalu biarlah berlalu,mari menatap hari esok yang lebih cerah,belajar dan berusaha menjadi baik,itu yang harus dilakukan",ujarnya.

Harapannya ketika keluar dari Lapas dan kembali ke masyarakat,ilmu agama yang pernah dipelajari di Lapas agar dapat dimanfaatkan,seperti mengaji,salat,baca khutbah dan ceramah menjadi bekal yang paling baik berada ditengah tengah masyarakat.

"Masuk Lapas muka nampak kusam dan semraut.,Keluar dari Lapas muka nampak berseri seri karena ilmu agama sudah tertanam dalam hati,kata H.Junaidi Mattu.(D,tola).


Daerah LAINNYA