Patut Diteladani, PAI Non PNS Kemenag Parepare Dirikan Lembaga TOT

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Parepare, (Inmas Parepare) – Sesuai dengan tugas dan fungsinya, seorang Penyuluh Agama Islam diwajibkan memiliki kelompok sasaran dan kelompok binaan sebagai wadah untuk melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.

Dalam prakteknya, kegiatan keagamaan (baik pengajian, majelis taklim dan sejenisnya), merupakan kegiatan pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu. Kegiatan ini terbuka terhadap segala usia, lapisan atau strata social dan jenis kelamin, mulai anak-anak, remaja sampai dewasa. Waktu penyelenggaraannya pun bisa dilakukan di rumah, masjid, gedung dll.

Selain itu, kegiatan keagamaan itu memiliki dua fungsi sekaligus, yakni sebagai lembaga dakwah dan sekaligus sebagai lembaga pendidikan non formal.

Namun, bagaimana jika seorang Penyuluh Agama Islam (PAI) Non PNS mendirikan sebuah Lembaga Training Of Tajwid ?

Hal tersebut merupakan salah satu prestasi yang luar biasa dan patut diteladani oleh Penyuluh lainnya.

Salah seorang Penyuluh Agama Islam Non PNS di Lingkungan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Parepare, Zulfajar Najib mendirikan Lembaga Training Of Tajwid (TOT) yang merupakan wadah yang berfokus pada pemberantasan Buta Aksara dan pendalaman teori/ kaidah ilmu Tajwid.

Peserta dari Lembaga TOT ini membina berbagai kalangan mulai anak muda, pekerja, profesi hingga lansia. Klasifikasi kelas terbagi atas tiga bagian yakni kelas Ula (dasar), kelas Wustho (menengah), dan kelas Ulya (lanjutan).

Lembaga yang dibangun secara swadaya ini telah membina 250 santri sejak didirikan pada 5 September 2016 lalu, dengan tenaga pengajar yakni Zulfajar sendiri bersama Arman Syaf Najib yang merupakan adik dari Zulfajar, dan santri yang telah ditraining setelah tamat dari kelas Ulya.

Menurut Zulfajar, setelah ditraining teori dan praktek, mereka juga ditraining untuk mengajar dengan harapan agar mereka juga sudah dapat mengaplikasikan ilmunya setelah tamat. Sekaligus agar mendapat manfaat dari hadits nabi SAW “Sebaik-baik diantara kalian adalah mereka yang belajar Al Qur'an dan mengajarkanya”, jadi jika mereka datang belajar itu berarti masih separuh dari hadits nabi yang telah dilaksanakan, namun jika telah mengajarkanya kelak berarti telah melaksanakan seluruh sunah nabi, ungkapnya.

Zulfajar dengan penuh semangat mengelola lembaga TOT ini secara professional dan penuh inovasi. Terbukti, sejak didirikan hingga di penghujung tahun 2018, sudah banyak program unggulan yang telah dibuat dan sebagian besar sudah terlaksana yakni:

  1. Training Of Tajwid Go To school. (Terlaksana)
  2. Sharing Tajwid Ramadhan (Terlaksana)
  3. Training Of Tajwid Rihlah (belajar di alam bebas sambil refresh peserta) terlaksana
  4. Training of Tajwid Peduli Anjal (mengajar mengaji anak jalanan)
  5. Training Of Tajwid Bersanad (Guru mengaji dan Imam Se Kota Parepare) Insyaa Allah Bulan Oktober
  6. Training Of Tajwid Majelis Taklim (Tiap bulan)

Menurut Zulfajar bahwa dia selalu melakukan inovasi dalam mengelola Lembaga TOT ini.

“Lembaga kami tidak hanya menyediakan dan membina ilmu Tajwid tapi kami memberi berbagai khazanah keIlmuan yang bersentuhan langsung di tengah-tengah masyarakat seperti : Tabligh Akbar menghadapi Ramdhan, Tabligh Akbar moment Idul Adha dan juga berkaitan dengan bimbingan Pelaksanaan Penyelenggaraan jenazah, Khutbah dan Imam bagi Laki-laki’ ungkapnya.

“Bahkan saat ini kami membuat buku yang berjudul “Training Of Tajwid”  yang akan menjadi acuan bagi peserta binaan kami”, lanjutnya.

Adapun perekrutan peserta dilakukan tiap 5 bulan sekali setelah peserta lainya tamat dan sudah mampu membaca dan menguasai teori serta Praktek selama proses bimbingan berlangsung. Sampai saat ini seluruh pembelajaran dilaksanakan di Sekretariat Masjid Agung. (zlf/nb)

 


Daerah LAINNYA