Parepare (Humas Parepare) - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bedah buku merupakan diskusi yang membicarakan seputar isi buku. Bedah buku juga dapat diartikan sebagai suatu ajang untuk memperkenalkan isi buku kepada calon pembacanya secara singkat.
Bedah buku tidak hanya melulu membahas mengenai isi buku saja. Akan tetapi, bedah buku ini juga berfokus pada latar belakang penulis memilih tema dan tujuan dari penulisan buku tersebut. Termasuk juga alasan penulis membuat buku serta inspirasi yang memotivasi penulis tersebut menulis buku yang diterbitkannya.
Kajian atau bedah buku sebagaimana penjelasan di atas tersaji di Aula MAN 2 Kota Parepare pada Jumat, 18 Agustus 2023. Nur Fajrina, Siswa Kelas XI MAN 2 Kota Parepare adalah sosok yang mengkaji atau membedah buku berjudul 'Ayahku (Bukan) Pembohong' karangan Tere Liye.
Bermula dari lantunan ayat suci Alquran yang dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Kepala MAN 2 Kota Parepare pun memberikan sambutan pada kegiatan bedah buku tersebut.
"Bedah buku yang tersaji hari ini tidak akan terwujud tanpa motivator dan inspirator yang ternyata berasal dari kalangan siswa itu sendiri. Sekilas saya telah membaca buku ini. Pastinya, kisah dalam buku 'Ayahku (Bukan) Pembohong' dapat meningkatkan kesadaran betapa pentingnya Ayah selain Ibu. Buku ini pula menjadi titik awal peradaban eksistensi seorang ayah," ungkap Hj. Martina dalam sambutannya.
Semakna dengan itu, Nur Fajrina menyajikan alur cerita buku tersebut. Siswa MAN 2 Kota Parepare yang telah menjadi Penulis Muda Nasional ini pun berkisah. Hanya dalam waktu 20 menit, Nur Fajrina yang juga merupakan Duta Baca Favorit Kota Parepare tahun 2023 ini mengakhiri dengan membacakan sinopsis buku.
"Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya bilang kita sungguh bangga padanya? Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya.
Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak menemukan rumus itu di buku ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya. Mulailah membaca buku ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya," begitu saji sinopsis dari Nur Fajrina.
Menanggapi pernyataan dan pertanyaan peserta bedah buku, Irham selaku Wakil Kepala Madrasah (Wakamad) Bidang Kesiswaan MAN 2 Kota Parepare sekaligus Pendamping kegiatan bedah buku ini mengarahkan bahwa Nur Fajrina memiliki kemampuan luar biasa dalam menyelami makna buku ini. Kata-kata kasar dari lisan sang Ayah adalah hakikat kebaikan dan kelembutan hati sang Ayah. Suara Ayah-Ibu merupakan suara malaikat tak bersayap.
Nahlah Mujibah sebagai pembawa acara pun menyampaikan pernyataan penutup setelah pembacaan doa. Dari buku 'Ayahku (Bukan) Pembohong', kebahagiaan itu datang dari diri sendiri bukan dari orang lain, harta benda, maupun kekuasaan. (Adi)