Bontomacinna, (Humas Bulukumba) - Siswa-siswi MTsN 1 Bulukumba rutin melaksanakan salat Dhuhur secara berjamaah di musala madrasah. Meskipun musala madrasah sering tak cukup untuk menampung seluruh jamaah salat zuhur, hal itu tidak menghalangi langkah para peserta didik dalam membiasakan diri melaksanakan kewajibannya sebagai pemeluk Islam. Alternatif solusi yang digunakan bila jumlah jamaah melebihi kapasitas musala yaitu dengan memanfaatkan ruang kelas sebagai tempat salat.
Kepala MTsN 1 Bulukumba Muhammad Asdar mengatakan bahwa ia bersama para guru terpaksa memanfaatkan ruang kelas sebagai tempat salat Dhuhur berjamaah jika jumlah jamaah cukup banyak.
"Kami memang mewajibkan para siswa untuk salat Dhuhur berjamaah di madrasah. Sering kalau musala tak cukup untuk menampung seluruh siswa, maka salatnya dilakukan di ruang kelas yang disulap menjadi tempat salat,†ujarnya saat diwawancarai pada Rabu (30/03/22).
Petugas salat yang terdiri dari muadzin dan imam dijadwalkan secara bergilir antara guru dan peserta didik.
"Lokasi madrasah dengan rumah sebagian besar siswa terbilang cukup jauh. Kalau salat di rumahnya masing-masing, bisa terlambat. Sementara agama mengajarkan untuk salat tepat waktu. Salat berjamaah lebih utama 27 derajat dari pada salat sendiri-sendiri.†Tambah Asdar.
Adapun siswa yang ketahuan tidak melaksanakan salat berjamaah akan diberikan sanksi yang sifatnya mendidik. Seperti membersihkan toilet atau menyapu halaman madrasah.
"Sanksi itu adalah bagian dari proses pendidikan. Tujuannya semata-mata agar peserta didik senantiasa taat dalam menjalankan perintah agama," tutup Asdar sambil tersenyum. (Erna/Fitrah)