Dr. H. Rasbi : Ibarat Kesumba, GURU PAI harus mampu menjadi warna bagi lingkungan kerjanya

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, (INMAS_SULSEL) – suasana cair dan kekeluargaan tergambar pada pembukaan Pembelajaran dan penilaian Kurikulum PAI (K-13) bidang Pendidikan Agama Islam Prov. Sulawesi Selatan, penuh canda Kepala Bidang PAI, Dr. H. Rasbi membuka dan mengawali sambutannya dihadapan 120 Guru PAI dan Kepala Seksi PAI Kemenag Kab/Kota se Sulawesi Selatan yang dihelat di Hotel Grand Celino Makassar, (12/02/2018).

Dalam sambutannya, Dr. H. Rasbi mengingatkan para Guru PAI agar dapat meningkatkan potensi diri dimanapun kita bertugas, bagaimana guru PAI dapat menjadi unggulan, ibarat “Kesumba” (merupakan bahan pewarna yang konon menjadi bahan baku warna penting no.2 setelah karamel, red) walau setetes namun mampu memberi warna tersendiri bagi sekitarnya.

Lebih lanjut menurutnya, sebagai harapan dan cita-cita sudah sepantasnyalah Guru PAI menjadi Role Model bagi pengembangan Pendidikan Agama, sebab betul-betul menjadi sorotan mengingat tanggungan beban pendidikan Agama ada dipundak kita.

Mari tunjukkan bahwa guru PAI adalah orang-orang yang terhebat jadilah warna, tunjukkan kedisiplinan, kita punya kewajiban 7,5 jam perhari, karena keberhasilan kita adalah bagaimana kita dapat mentransfer pengetahuan kita terhadap anak-anak didik kita, terapan guru dan serapan anak dalam menerima setiap pembelajaran menjadi hal penting tambahnya.

Menambahkan, mantan Kakankemenag Kab. Bulukumba ini menegaskan pentingnya para kasi kemenag Kab/Kota untuk terus menuntun guru-guru kita, tidak boleh ada masalah yang berlarut-larut, jangan ada guru yang curhatnya di medsos, apa salahnya langsung mencurahkan setiap masalah yang ada ke para decision maker dimasing-masing daerahnya, sehingga segala titik masalah dapat segera dicarikan solusinya.

Setelah dari kegiatan ini, besar harapan kiranya para guru dan kasi dapat menjadi narasumber bagi teman-teman guru yang lain di daerahnya masing-masing, kita coba memakai pola jaringan sistematis, agar terjadi sinkronisasi, ada kesatuan bahasa yang dapat menyatukan persepsi kita semuanya.

Akhirnya menutup sambutannya, mantan kasi kesiswaan pada Bid. Pendmad Kanwil Kemenag sulsel ini menginginkan agar setiap guru PAI mempunyai “Bank soal” sebagai modal pengayaan membangun dan melatih anak-anak dalam mengerjakan soal pelajaran, tinggalkan paradigma lama “biar lambat asal selamat”, tidak laku lagi “tiba masa tiba akal” saatnya kita melatih anak-anak kita lebih dan lebih lagi, dan mari kita sama-sama melaksanakan tugas kita dengan baik, Tutupnya (MF).


Wilayah LAINNYA