Makassar (Humas Kanwil) Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan H. Khaeroni
didampingi oleh Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Sulsel Simon Kendek Paranta
bersilaturahmi dengan Pimpinan Lembaga Agama Dan Keagamaan Hindu Sulawesi
Selatan di Pura Giri Natha Makassar, Rabu (12/01/2022).
Sebelum bertemu dengan para pimpinan lembaga, Kakanwil yang diterima oleh Sekretaris PHDI Gede Durahman diajak mengunjungi Pura Giri Natha Makassar yang merupakan satu-satunya Pura yang ada di Kota Makassar. Sekretaris mengungkapkan kebahagiannya karena kedatangan Kakanwil di Pura ini merupakan kedatangan Kakanwil yang kedua setelah Kakanwil Anwar Abubakar yang sebelumnya menjabat.
Gede Durahman menjelaskan
struktur kepengurusan yang ada di PHDI provinsi. “Dalam PHDI provinsi terdiri
dari tiga lembaga. Yang pertama biasa disebut dengan Paruman Pandita sedangkan
sebagai Dewan Penasehat dan Dewan Pembina disebut dengan Pareman Duarata dan
yang ketiga adalah Pengurus Harian†ulasnya.
Parisade Provinsi Sulawesi
Selatan dibentuk pada tanggal 30 Desember 1983 dan sampai saat ini PHDI
Kabupaten Kota baru terbentuk di delapan kabupaten kota diantaranya Makassar,
Gowa, Sidrap, Palopo, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Tana Toraja. “Untuk
tahun ini ada tiga yang kabupaten yang siap dibentuk yaitu Parepare, Wajo dan
Pinrang†tambahnya.
Lanjutnya, Umat Hindu di Sulawesi
Selatan tidak pernah mengalami masalah dengan kerukunan. Moderasi beragama
sangat membantu umat Hindu sehingga dapat merasakan kerukunan dan tidak pernah
mengalami gesekan sedikit pun. “Sebelum ke Makassar, waktu di Jawa kami
mendengar tentang Makassar waduh ngeri-ngeri sedap, tetapi selama kami disini
kami tidak merasakan apapun sehingga coto itu sudah terbiasa dengan lidah kamiâ€
sambutnya.
Dalam kesempatan tersebut Gede
Durahman mengungkapkan sedikit keluhannya dalam kegiatan Melasti sebelum hari raya Nyepi. “Melasti itu merupakan upacara pencucian alam dan diri yang biasa
kami lakukan di pantai. Nah, di Makassar kami mengalami kesulitan mencari
pantai karena sudah dikuasai oleh pihak-pihak lain. Kami harapkan Kementerian
Agama dapat membantu kami walaupun selama ini Walikota telah membatu kami melaksanakan Melasti di Pantai
Akkarena†curhatnya.
Pejabat Penyelenggara Hindu di Kementerian Agama Kabupaten Kota juga menjadi perhatian Sekretaris PHDI. Saat ini beberapa kabupaten belum memiliki penyelenggara, hanya di Sidrap dan di Luwu Timur sehingga memohon bantuan pak Kakanwil untuk beberapa kabupaten tersebut mengingat banyaknya umat Hindu disana.
Kakanwil Kementerian Agama
Khaeroni dalam sambutannya mengungkapkan terimakasih karena telah memberikan
kontribusi yang luar biasa terciptanya kerukunan umat beragama walaupun ada isu
nasional tetapi umat Hindu di Makassar tidak ikut terlibat dalam isu tersebut.
Tambahnya, Khaeroni juga mengingatkan
bahwa agama sebaiknya jangan dimasuki kepentingan politik. Apabila agama sudah
dimasuki kepentingan praktis, kemungkinan terjadi perpecahan umat yang sangat
besar. “Kita perlu menghindari kepentingan politik yang memanfaatkan agamaâ€
tegasnya. Khaeroni melihat umat Hindu tidak mencampuri agama lain. Ini sisi
penting yang memiliki kontribusi yang besar sehingga umat Hindu tidak pernah
memiliki konflik dengan umat agama lain, salutnya
Diakhir sambutannya Kakanwil
menyinggung soal pendidikan agama di sekolah umum. “Kesulitannya adalah tidak
semua pimpinan daerah memiliki anggaran yang memadai untuk mengangkat guru
agama apa lagi sekolah umum.†Ulasnya. Hal tersebut tidak hanya untuk agama
minoritas, guru agama Islam juga memiliki masalah yang sama.
Pimpinan lembaga yang hadir dalam Simakrama bersama Kakanwil diantaranya Katua Paruman Walaka, Ketua WHDI, Ketua
Yayasan Sadhana PHDI, Ketua BHDM, Ketua PSN, Ketua Ichi, Ketua PMHDI, Ketua
Peradah Makassar, Ketua Hipmahat, dan Ketua Prajaniti Makassar. (riz)