Majelis Syuyukh PB DDI Buka Pra Muktamar Darud Dawah wal-Irsyad ke-22

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, (Humas Barru) --- Darud Da’wah wal-Irsyad (DDI) akan melakukan perhelatan akbar tingkat nasional, yaitu Muktamar ke-22. Muktamar merupakan forum permusyawaratan tertinggi organisasi yang dilaksanakan sekali dalam lima tahun, kali ini direncanakan berlangsung pada tanggal 22 Februari 2022 di Samarinda Kalimantan Timur.

Guna menyiapkan bahan-bahan yang akan dibahas dalam muktamar tersebut, steering committee (SC) Panitia Muktamar ke-22 menyelenggarakan Pra Muktamar di Hotel Alauddin Makassar, Sabtu 18 Desember 2021. Pra Muktamar diikuti oleh 120 peserta yang merupakan perwakilan Pengurus Besar DDI (PB DDI), Pengurus Wilayah DDI (PW DDI), Pengurus Daerah DD (PD DDI), Pengurus Cabang DDI (PC DDI), Perguruan Tinggi DDI, dan Pondok Pesantren DDI, baik yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan maupun dari luar provinsi, seperti Papua, Sulteng, Sulbar, Kaltim, Kaltara, dan Jakarta. Dari Pengurus Besar hadir Wakil Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB DDI.

Dalam amanahnya saat membuka Pra Muktamar, AG.Prof.Dr.H.M. Faried Wadjedy, M.A. selaku Majelis Syuyukh PB DDI menitipkan pesan kepada peserta, “Pra Muktamar ini harus menjadi ajang untuk lebih mengeratkan hubungan silaturahmi kita sebagai sesama warga DDI, karena itu hindari hal-hal yang bisa menimbulkan konflik karena hal itu hanya akan membawa kemunduran bagi organisasi itu. Bahas dan bicarakanlah hal-hal yang bisa membawa kemajuan DDI, meskipun tidak terlalu banyak tapi benar-benar bisa dilaksanakan. Jangan hanya kita ramai di saat ada kegiatan seperti ini, tetapi saat kita kembali ke kesibukan kita masing-masing, kita lupa untuk melaksanakan apa yang pernah kita putuskan. Warga DDI itu laris manis sehingga banyak yang menjadi pengurus inti di organisasi lain, sayangnya karena mereka seringkali abai dalam mengurus DDI”, ungkap Anregurutta yang sehari-hari menjabat sebagai Pimpinan Pondok Pesantren DDI Mangkoso.

Pengurus Besar DDI sebagai pengurus di tingkat pusat mempunyai tiga komponen, yaitu Majelis Syuyukh, Majelis Istisyar, dan Majelis Pengurus. Majelis Syuyukh adalah pemegang kebijakan tertinggi organisasi setelah Muktamar sebagai institusi yang berwenang mengawasi penyelenggaraan organisasi, menjaga moral, visi, dan misi Darud Da’wah wal-Irsyad. Majelis Syuyukh PB DDI Periode 2016 – 2021 berjumlah empat orang, yaitu AG.Prof.H.M. Ali Yafie, AG.H.M. Sanusi Baco (almarhum), AGH.M. Faried Wadjedy, dan AGH. Lukmanul Hakim.

Salah seorang anggota tim perumus AD/ART sekaligus steering committee Pra Muktamar, Ahmad Rasyid, menyampaikan bahwa Pra Muktamar berjalan dengan lancar dan sukses. “Kalau pun ada perdebatan dan diskusi yang alot, baik dalam sidang-sidang komisi maupun di sidang pleno, hal itu wajar sebagai dinamika dalam organisasi. Tetapi, semua peserta menyadari bahwa Darud Da’wah wal-Irsyad adalah organisasi pesantren yang didirikan oleh ulama sehingga spirit, jiwa, dan karakter kesantrian harus mewarnai setiap kegiatannya. Dan itulah yang terjadi dalam Pra Muktamar ini, semuanya dalam bingkai ukhuwah Addariyah. Mudah-mudahan suasana yang sama juga akan tercipta dalam muktamar nanti di Samarinda”, ujar pria yang di dalam struktur PB DDI bertugas sebagai Wakil Sekretaris Jenderal.


Darud Da’wah wal-Irsyad (DDI) didirikan oleh Anregurutta K.H. Abdurrahman Ambo Dalle, mulanya dalam bentuk pesantren yang diberi nama Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) Mangkoso pada tanggal 21 Desember 1938, lalu dikembangkan menjadi organisasi dalam pertemuan alim ulama di Watang Soppeng pada tanggal 7 Februari 1947 dengan nama Darud Da’wah wal-Irsyad (DDI), dan nama itulah yang digunakan hingga sekarang. (ARS/Top)


Daerah LAINNYA