Parepare, (Humas Parepare) – Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Parepare bekerja sama dengan MGMP Bahasa Indonesia SMP Kota Parepare dan MGMP MTs Kota Parepare menggelar Workshop Menulis Buku Satu Guru Satu Buku (SAGUSAKU) yang diikuti 24 guru sekolah/madrasah se-Kota Parepare.
Sepuluh diantara 24 peserta tersebut adalah guru dari berbagai madrasah yakni MA DDI Lil Banat 3, MTs DDI Lil Banat 1, MTsN 1, MA Al-Badar 2, MI DDI Labukkang 1, MA DDI Al-Furqan 1 dan MTs DDI Al-Furqan 1.
Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari IGI Kota Parepare bidang Literasi Numerasi yang dikoordinir oleh Naharia, Guru Madrasah Aliyah DDI Lil Banat.
Kegiatan SAGUSAKU dibagi menjadi dua bagian yakni secara offline dan online. Kegiatan offline di laksanakan selama dua hari yakni dihari Sabtu-Ahad, 23-24 September 2023 sedangkan bimbingan onlinennya dilaksanakan selama 1 bulan mulai dari tanggal 25 September sampai dengan 24 Oktober 2023.
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya diungkapkan oleh Kasubbag TU Kantor Kemenag Kota Parepare, H. Syaiful Mahsan. “Kegiatan seperti ini akan meningkatkan kemampuan dan kreativitas Bapak/Ibu Guru dalam hal tulis-menulis, dapat mengasah keterampilan berfikirnya sehingga dapat menemukan ide-ide dan gagasan yang dapat tertuang dalam tulisannya. Hal ini juga dapat menambah jumlah penilaian angka kredit guru sebagai salah satu syarat untuk kenaikan pangkat ASN Guru tersebut,”ungkapnya.
Apresiasi juga datang dari Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare, H. Makmur. “Saya sangat mengapresiasi IGI yang bekerja sama dengan MGMP Bahasa Indonesia dan MGMP MTs menyelenggarakan kegiatan penulisan SAGUSAKU, khususnya Ketua IGI selaku Mentor Guru Menulis Indonesia yang sudah layak naik kelas dari guru menjadi Kepala Sekolah/Pengawas sehingga akan lebih luas lagi ranahnya dalam mengedukasi GTK,”ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan harapannya agar kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi dan keterampilan guru dalam menulis ini lebih dikoordinasikan lagi agar banyak guru yang bisa mengikuti kegiatannya. “Pak Kadis juga pernah menjadi pengurus IGI sebelum menjadi Ketua PGRI dan Plt. Kadis, hal ini menandakan bahwa saatnya organisasi profesi senantiasa berkolaborasi dan bersinergi meningkatkan kompetensi guru dan memajukan mutu pendidikan,”harapnya.
Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini, Zohra Iskandar salah seorang peserta dari madrasah, bangga bisa mengikuti workshop menulis buku ini. “Bahagia dan bangga bisa menyalurkan hobi menulis sehingga ide-ide yang ada dapat tertuang dalam sebuah tulisan yang tersusun rapi,” ungkapnya dengan rasa bahagia.
Sejalan dengan yang diutarakan oleh Nurul Mutmainnah, Guru sekaligus Pembina di Pondok Pesantren DDI Lil Banat ini mengungkapkan rasa bangganya, bisa menemukan wadah yang dapat membimbing dalam penulisan,”Saya memiliki banyak goresan-goresan pena saat sekolah dan kuliah, cerita-cerita pendek dan masih tersimpan rapi, saya juga termotivasi mengikuti kegiatan ini karena salah satu harapan dari orang tua kami, kalau bisa sukses di karir penulisan juga nak,” ungkapnya penuh semangat.
Sementara itu, dalam uraiannya di akun Facebook IGI Kota Parepare, Ketua IGI Awaluddin Syaddad yang juga sebagai pemateri pada kegiatan ini, memaparkan 6 keuntungan mengikuti Workshop menulis Buku Satu Guru Satu Buku ini yakni :
1. Dimentoring ahlinya, kelas Mentoring Guru Menulis dibimbing langsung dari penulis profesional. Berbagai tulisannya telah dimuat berbagai media nasional baik dalam bentuk buku maupun artikel. Mentor yang telah mengalami dan membuktikan buku jadi dalam 30 Hari.
2. Step by Step, seluruh peserta akan dibimbing step by step. Mulai pemilihan judul dan sub judul, penyajian isi buku halaman demi halaman, hingga naskah jadi. Peserta mendapatkan pembimbingan secara detail setiap harinya.
3. Evaluasi naskah, setiap harinya naskah buku peserta dievaluasi dan diikuti perkembangannya. Pengevaluasian tersebut berlangsung selama 30 Hari.
4. Dijamin naskah jadi, dengan pembimbingan setiap harinya dan komitmen peserta, maka dijamin naskah jadi. Peserta bisa merasakan langsung hasil mengikuti kelas Mentoring Guru Menulis dengan jadinya naskah masing-masing.
5. Naskah terbaik akan diterbitkan, dari 30 peserta yang mengikuti kelas Mentoring Guru Menulis akan dipilih naskah terbaik. Naskah terbaik tersebut akan diterbitkan.
6. Fasilitas terbit Indie, biasanya naskah buku yang dikirim ke penerbit besar butuh review hingga 3 bulan, maka peserta akan difasilitasi menerbitkan naskahnya secara indipenden ke penerbit minor.(Mira/Wn)