40 Guru Madrasah Ikut Pelatihan Pendidikan Inklusif HKI

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Bajoe, (Inmas Bone) - Kabupaten Bone adalah salah satu Kabupaten di wilayah Propvinsi  Sulawesi Selatan yang dijadikan pengembangan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, sejak adanya HKI (Hellen Keller Internasional) masuk ke Sulawesi Selatan.

Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bone yang membina beberapa Madrasah. Sebagian turut menjadi pengembangan pendidikan inklusif. Pada tahap pelatihan, District Offices HKI Kabupaten Bone Amalia  bekerja sama denga Pengawas Madrasah menghadirkan 40 guru madrasah perwakilan dari MI An-Nurain Lonrae, MI Nurul Ulum Bajoe, MI Al-Amin Cabalu dan MI Ar-Rahman Pajekko.

Kegiatan tersebut dipusatkan di MI An-Nurain Lonrae Bajoe, Jumat (22/3/2019) yang dikemas dalam sehari dan menyajikan beberapa materi meliputi Konsep Pendidikan Inklusif, Keragaman Peserta Didik, Identifikasi dan Assesment serta Adaptasi Kurikulm.

Sementara trainer kegiatan oleh Pengawas Madrasah Kemenag Bone Akmal, S.Ag., M.Pd dan Hartati, S.Ag., M.Pd. Dinas Pendidikan Kabupaten  Bone  Dra. Farwati, MM dan Dia Sohra, MM. Bappade  Kabupaten Bone Khaerul, SH.

District Offices HKI Kabupaten Bone Amalia mengatakan pendidikan inklusif itu sendiri sebaga sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bone Dr. H. Wahyuddin Hakim, M.Hum didamping Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Drs. H. Kasmaruddin, M.Pd memberikan arahan pada kegiatan tersebut.

Mengawali arahannya dengan mengapresiasi kepada HKI telah melaksanakan program pendidikan inklusif untuk mencerdaskan anak yang memiliki keterbatasan. Katanya, HKI perlu mendapatkan perhatian.

Menurutnya, anak berkebutuhan khusus (ABK) yang masih memiliki kemampuan kognitif yang baik, masih dapat mengenyam pendidikan di sekolah Umum atau Madrasah yang menerapkan atau menyelenggarakan pendidikan inklusif.

Melalui pelatihan yang dilaksanakan itu, Kakan Kemenag Bone berharap agar guru dapat mengikuti dan menerima materi dari setiap trainer sampai selesai untuk dijadikan bekal dalam melaksanakan program pendidikan inklusif. (ah/wrd)


Daerah LAINNYA