Advokasi Pengembangan Moderasi Beragama di Watampone

Plt. Kakan Kemenag Bone H. Jamaris saat menyampaikan sambutannya pada kegiatan Advokasi Pengembangan Ekosistem Moderasi Beragama Berbasi KUA di Hotel Novena, Watampone, Kamis (20/6/24)

Watampone, (Humas Bone) – Bone sebagai daerah percontohan Kampung Moderasi Beragama, Balai Penelitian dan Pengembangan (Balai Litbang) Agama Makassar menggelar kegiatan Advokasi Pengembangan yang dikemas dalam Ekosistem Moderasi Beragama Berbasis KUA. Acara ini dilaksanakan di Bugis Meeting Room The Novena Hotel Watampone, Kamis (20/6/2024).

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dr. H. Saprillah, Kepala Balitbang Agama Makassar, dan dihadiri oleh Plt. Kepala Kantor Kemenag Bone, H. Jamaris.

Berdasarkan laporan dari Kasubag Tata Usaha Balai Litbang Agama Makassar, Dr. Andi Isra, kegiatan ini berlangsung selama sehari dan diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat. Peserta meliputi ASN Kementerian Agama Kabupaten Bone, Pemda Bone, KesbangPol, Polres Bone, Kodim 1407 Bone, Camat Tanete Riattang, Lurah Watampone, tokoh ormas Islam PCNU Bone, Muhammadiyah, tokoh agama Kristen, Budha, Hindu, Pawero selaku pemerhati budaya, penyiar RRI Bone, serta empat kepala lingkungan.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang merupakan instruktur nasional di Kementerian Agama RI bidang Moderasi Beragama. Narasumber pertama adalah Apt. Alwiyah Nur Syarif dari petugas Apotek UMI Makassar, dan narasumber kedua adalah Suaib Prawono dari Litbang Agama Makassar.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun kerangka berpikir yang dapat mengimplementasikan moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat.

Plt. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bone, H. Jamaris, mengawali sambutannya dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Balitbang Agama Makassar yang telah memilih Kabupaten Bone sebagai lokasi penyelenggaraan kegiatan ini.

Ia menambahkan bahwa Kelurahan Watampone, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, telah meraih predikat terbaik satu dari tujuh provinsi dalam evaluasi program Kampung Moderasi Beragama.

"Bone terbaik satu dan Sinjai terbaik kedua dari tujuh provinsi dalam program Kampung Moderasi Beragama. Ini adalah prestasi yang luar biasa," ujar H. Jamaris.

Ia berharap kegiatan advokasi ini dapat memunculkan metode atau gagasan yang tepat untuk mempermudah gerakan moderasi beragama di Kabupaten Bone.

Sementara itu, dalam sambutan arahannya, Kepala Balai Litbang Agama Makassar, Dr. H. Saprillah menjelaskan mengapa moderasi beragama menjadi kontekstual. Menurutnya, ada empat indikator utama: perubahan sosial yang terjadi pasca reformasi dengan munculnya gerakan simbolisme beragama, politisasi agama yang menjadi tradisi dalam demokrasi, deformasi sosial dan ketegangan relasi mayoritas-minoritas, serta akselerasi ketegangan sosial melalui media digital.

H. Saprillah juga menyebut empat indikator moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat memperkuat upaya moderasi beragama di Kabupaten Bone, menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan toleran. (Ahdi)


Daerah LAINNYA