Amir Said Bagi Tips Atasi Konflik Keluarga Dalam BIMWIN

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Parepare, (Inmas Parepare) - Sepasang suami istri yang telah memutuskan menikah adalah mereka yang harus siap menghadapi perjalanan kehidupan selanjutnya dengan saling bergandengan tangan, saling melengkapi kebutuhan, memaklumi kekurangan, saling menghargai satu sama lain, dan tentu saja yang terpenting saling mencintai. Tanpa kesadaran itu, pernikahan yang dibangun akan menuai masalah.

Hal ini disampaikan oleh Kepala KUA Kec. Bacukiki, Amir Said di hadapan 30 pasang peserta Bimbingan Perkawinan (BIMWIN) Angkatan II Kantor Kementerian Agama Kota Parepare dengan materi “Mengelola Konflik dan Membangun Ketahanan Keluarga” di Aula kantor Kemenag Kota Parepare, Senin (30/4/2018).

Lebih lanjut Kepala KUA Kec. Bacukiki ini,  mengungkapkan bahwa pada dasarnya tidak ada pernikahan yang sempurna, tidak ada pernikahan yang bebas dari masalah. “Pernikahan yang sehat itu justru pernikahan yang tidak sempurna, yang di dalamnya pernah terjadi pertengkaran, sebab pertengkaran justru menunjukkan bahwa emosi dan logika suami istri sedang bergerak dinamis,  sehingga keduanya menjalin komunikasi aktif yang sangat efektif untuk pencapaian keharmonisan rumah tangga”,ucapnya.

“Tetapi siapapun tentu tidak ingin pernikahan yang mereka bangun akan mengalami masalah,  apalagi kandas di tengah jalan. Sebab ketika pernikahan mengalami kegagalan,  maka banyak yang akan menjadi korban. Selain diri sendiri dan pasangan hidup, juga keluarga, khususnya anak-anak”, ucapnya.

Adapun masalah-masalah yang sering terjadi dalam rumah tangga, yaitu: 1. masalah psikologis (perbedaan cara berpikir, perbedaan seni berkomunikasi, perbedaan cara mengambil keputusan,  perbedaan dalam menanggapi permasalahan,  perbedaan pemberian perhatian, perbedaan reaksi terhadap kelelahan dan kesulitan). 2. Masalalah sosial ekonomi keluarga, 3. Masalah ambisi karier, 4. Masalah pendidikan anak,  5. Masalah campur tangan keluarga (mertua, ipar, orang tua), 6. Masalah orang ketiga, 7. Masalah perbedaan umur,  pendidkan,  suku,  dan agama,  8. Masalah kebiasaan, hobby dan kesenangan.

Masalah keluarga adalah masalah intern yang seharusnya tidak perlu diketahui banyak orang. Akan sangat buruk jika masalah yang terjadi dalam rumah tangga diketahui oleh orang lain, kemudian menjadi gunjingan di mana-mana. Hal ini akan semakin memperburuk suasana dan menambah berat fikiran. Sudah mengalami tekanan batin akibat pertengkaran, masih ditambah dengan gunjingan orang.

Semarah apapun anda, usahakan jangan ada teriakan yang terlalu keras, sehingga menarik perhatian orang banyak. Apalagi ada aksi banting barang, banting pintu, atau adu fisik. Perbuatan seperti ini akan mengejutkan banyak orang yang akhirnya akan memberi penilaian buruk pada kedua pasangan suami isteri.

Di akhir penyampian materinya, Amir Said berpesan bahwa hendaknya pasangan suami istri yang bertengkar bisa menahan emosinya terutama di depan anak-anaknya. “Pertengkaran yang disaksikan oleh anak-anak akan berdampak jelek buat anak-anak, akan membuat mereka gelisah,  sedih, bahkan trauma bagi anak. Tidak satu pun anak di dunia ini suka melihat orangtuanya bertengkar. Tidak peduli berapa pun usia anak atau reaksinya saat pertengkaran terjadi.  Bisa saja anak tampak tenang ketika ayah ibunya ribut, padahal sesungguhnya tidak tahan melihat dua orang kesayangannya saling berteriak dan tampak membenci satu sama lain", tutupnya. (as/nb/arf)


Daerah LAINNYA