Bulukumba, (Inmas Bulukumba) – Balai Diklat Keagamaan (BDK) Makassar sebagai penyelenggara diklat dalam mempersiapkan aparatur Kementerian Agama yang unggul, melabuhkan salah satu program kediklatan di Butta Panrita Lopi yang merupakan wilayah kerja BDK Makassar. Diikuti 40 Penyuluh Agama Non PNS, BDK melaksanaan Diklat Teknis Subtantif Penyuluh Agama Non PNS.
Diklat yang diaegendakan berlangsung hingga tanggal 10 Juli 2018, dibuka oleh Kepala Seksi Bimas Islam Kantor Kemenag Bulukumba Alim Ihsan, S. Ag, M. Pd. I di Aula Kantor Kemenag Bulukumba pada Kamis (05/07/18).
Sebelumnya, Kepala BDK Makassar yang diwakili kepala Seksi Diklat Tenaga Teknis BDK Makassar Andi Isra Rani, S.Si, S.Pd.,MT dalam laporannya menyampaikan terima kasih kepada Kantor Kemenag Bulukumba yang telah berkenan menerima program diklat ini.
Ditambahkannya, Penyelenggaran diklat teknis subtantif merupakan amanah regulasi yang mengatur tentang manajemen ASN yang terbagi dalam ASN dan P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang harus dibekali kompetensi. BDK tahun ini memiliki 17 diklat regular dan 8 diklat yang diselenggarakan di daerah, salah satunya diklat yang diselenggarakan sekarang ini.
DDTK diselenggarakan dengan pembelajaran andragogis (pembelajaran orang dewasa) yang tidak hanya dengan dipenuhi ceramah tetapi juga diimbangi dengan metode pembelajaran lain.
Dirinya berharap sinergitas BDK dan Kemenag Bulukumba serta peserta dapat terlaksana sehingga hasil diklat dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap penyluh agama sebagai garda terdepan Kemenag di tengah-tengah masyarakat.
Kasi Bimas Islam yang membuka kegiatan diklat mewakili Kepala Kantor Kemenag Bulukumba menyampaikan terima kasih atas kepercayaan BDK menempatkan salah satu program diklat di Bulukumba yang diharapkan mampu meningkatkan kompetensi penyuluh Bulukumba.
Kepala seksi Bimas menjelaskan penyuluh diharapkan menjadi ujung tombak dalam pembinaan dan pengembangan Keagamaan di masyarakat sehingga kehadiran penyluh dapat menjadi penyejuk ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, dirinya berharap para penyuluh dapat meningkatkan kompetensi salah satunya melalui diklat.
“penyuluh agama harus menjadi ujung Tombak, jangan menjadi sasaran tembak” harapnya
Kasi Bimas juga mengharapkan partisipasi aktif para peserta dalam mengikuti diklat karena merupakan kesempatan yang sangat baik dalam meningkatkan kompetensi yang diharapkan menjadi bekal kepenyuluhan di masyarakat. (sfL/arf)