Kegiatan KUA Bontomarannu

Bimbingan Suscatin, Idawati : Teladani Rasulullah Dalam Membina Rumah Tangga

Sebelum kedatangan dua pasang catim lainnya

Bontomarannu (Humas Gowa). Kantor Urusan Agama Kecamatan Bontomarannu kedatangan sepasang calon pengantin dari Kelurahan Borongloe untuk kursus calon pengantin, Kamis (3/11/2022).

Kursus kali ini dibawakan oleh Idawati Arsyad salah satu staf pelaksana KUA Kec. Bontomarannu. Setelah perkenalan diri dan tes bacaan Al Qur'an dilanjutkan dengan bincang-bincang yang diselingi nasehat perkawinan. Supaya lebih santai dan materi lebih bisa diterima bagi pasangan.

Nasehat juga diberikan menggunakan bahasa yang mudah difahami dan dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Tak lupa melihat latar belakang pendidikan mereka, sehingga kata yang terangkai dalam sebuah kalimat syarat dengan makna.

"Nikah tidak boleh hanya dengan modal cinta, Karena cinta tidak menjamin sakinahnya perjalanan pernikahan. Oleh Karena itu, nikah landasannya haruslah kuat agar pernikahan jadi kokoh," jelas Idawati dihadapan 3 pasang calon pengantin.

Karena awalnya hanya sepasang, tidak berapa lama datang 2 pasang pengantin. "Jadilah volume suara agak ekstra. Lumayan speak up 1 jam. Agar materi bisa tersampaikan," canda Ida, sapaan akrabnya.

Lanjut ia menjelaskan bahwa setelah meluruskan niat nikah dan menjadikan nikah adalah ibadah. "Memenuhi separuh agama dan kesempurnaan agama seseorang itu ketika sudah menikah," tukasnya. Karena sebagian besar pelaksanaan hukum syara' bagi individu itu lebih banyak ketika sudah menikah.

"Pernikahan itu ibadah terlama dan terpanjang. Kalau tidak didasari oleh ilmu yang mumpuni dan landasan agama yang kuat pernikahan itu bisa kandas ditengah jalan," paparnya kemudian. Apalagi situasi dan kondisi saat ini yang begitu banyak godaan dan cobaan hidup. Ketika Allah dan juga anak tidak bisa jadi rem, maka bisa bablas dan hilang kendali.

"Kunci pernikahan yang sakinah mawaddah warahmah yaitu ketika pasangan melaksanakan semua kewajibannya dan menerima haknya dengan baik berlandaskan ikhlas dan mencari Ridha Allah," ungkap pelaksana di KUA itu.

Nikah juga memenuhi kebutuhan sesuai kemampuan bukan sesuai kemauan. "Pikiran akan tenang, hatipun senang dan keluarga akan diliputi cinta, dan kasih sayang," ujarnya.

Ia mengajak ketiga pasang catin untuk menjadikan keluarga Nabi Muhammad sebagai suri tauladan dalam kehidupan mempergauli pasangan. "Jadi suami yang baik seperti Rasulullah yang tidak pernah ringan tangan ketika marah kepada istrinya," ujarnya disambut anggukan tiga lelaki itu diiringi ucapan InsyaAllah.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan satu kisah ketika Rasullullah sedang ada sedikit perselisihan dengan istrinya, Aisyah Ra. Rasulullah marah kepada Aisyah karena beliau (Aisyah) terus saja memelihara rasa cemburunya kepada Khadijah RA, istri pertama Rasulullah yang saat kisah itu terjadi beliau (Khadijah) sudah wafat.

Di tengah rasa kemarahannya, Rasulullah berkata kepada Aisyah RA supaya istrinya tersebut memejamkan matanya. ”Pejamkanlah matamu!” Lalu kemudian Rasulullah SAW mendekat ke arah Aisyah Ra berdiri. Setelah tubuh beliau berdua berdekatan, Rasulullah SAW memeluk istrinya tersebut seraya berucap, "Ya Khumairaku, rasa marah telah pergi usai aku memelukmu.” (HR)

Dan bagaimana baktinya Sitti Khadijah kepada baginda. Khadijah ummul mu'minin senantiasa memberikan ketenangan kepada Rasululluh ketika gundah. Bahkan orang yang paling pertama beriman dan yang membela Rasulullah.

Nasehat kemudian di akhiri dengan memaparkan beberapa hukum fiqh terkait jima', adab, doa dan mandi wajib. Serta mendoakan calon pengantin agar dikarunia keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, dilapangkan rezkynya dan segera mendapatkan keturunan. (iar/OH)


Daerah LAINNYA