Tomoni Timur (Humas KUA Tomtim) - Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Al-Hidayah Kecamatan Tomoni Timur gelar Pengajian Bulanan sekaligus halal bihalal di Masjid Jami Al-Muttaqin Cendana Hitam Timur, Tampak Hadir Satria Suhaimi Kepala Desa Cendana Hitam Timur, Mursaha Junaid Kepala KUA Kecamatan Tomoni Timur sekaligus sebagai pembawa Hikmah, Agus Salim Suhaimi pembaca Do'a, (10/05/2022).
Pegajian bulanan yang bulan Lalu di adakan di Masjid Nurul Falah Desa Manunggal dan bulan ini Diadakan di Masjid Al-Muttaqin yang dirangkaikan Halal Bihalal yang dihadiri oleh ibu-ibu Majelis Taklim Se-Kecamatan Tomoni Timur .
Satria Suhaimi dalam sambutanx menyampaikan Rasa Terimakasih atas antusias Jamah yang hadir sebagai pemerintah sangat mendukung kegiatan pengembangan Agama seperti ini, dalam suasana Lebaran Atas Nama pemerintah desa dan pribadi Mengucapkan Minal Aidzin wal Faidzin, terangnya.
Mursaha Junaid menyampaikan halal bihalal ini adalah sebuah tradisi, tapi isinya bersifat syar'i karena didalamnya ada unsur silaturahmi. Oleh karena itu halal bihalal menurutnya harus tetap dipertahankan guna mempererat tali silaturahmi.
Kemudian, Mursaha menjelaskan, ada dua alasan kenapa silaturahmi pasca idul fitri disebut dengan halal bihalal. Pertama, halal bihalal adalah proses menghalalkan sesuatu yang haram yang pernah terjadi diantara kita. Sesuatu yang haram, paling sering dilakukan oleh semua orang adalah ghibah atau membicarakan keburukan orang lain.
Inilah dosa yang kadang tidak disadari oleh pelakunya. Ghibah dosanya lebih berat daripada berzina. Kenapa demikian, karena dosa ghibah tidak akan diampuni oleh Allah SWT sebelum ada kata maaf dari orang yang dibicarakan kejelekannya tersebut. Jadi halal bihalal ini sebagai simbol untuk meminta maaf kepada sesama, barangkali ada dosa yang sifatnya hablum minannas.
Alasan kedua, kenapa silaturahmi pasca idul fitri disebut halal bihalal, karena berdasarkan tinjauan bahasa, sebagaimana ditulis oleh pakar tafsir Al-Quran Muhammad Quraish Shihab, kata halal sendiri diambil dari kata halla atau halala yang memiliki makna antara lain mencairkan yang membeku atau melepaskan ikatan yang membelenggu. Oleh karena itu, halal bihalal dimaknai dengan mencairkan suasana. Suasana yang kaku menjadi cair kembali pasca digelarnya halal bihalal.
Sebagai tradisi yang baik, halal bihalal harus dijadikan sebagai momentum untuk saling menghalalkan dan saling memaafkan serta ajang untuk mencairkan suasana. Inilah kearifan lokal Indonesia yang baik tidak perlu dipertentangkan lagi.tutupnya.
Selanjutnya pengajian di tutup dengan Do'a yang di pimpin oleh Ust. Agus Salim Suhaimi, sebulem meninggalkan tempat Jamaah pengajian bersalam-salaman satu sama lain.(Shul/yhamaq)