Maros (Humas Maros)-Demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan keagamaan, madrasah diharap menjaga nama baik, marwah, dan martabat organisasi.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros Muhammad, saat pertemuan rutin Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kabupaten Maros, di Bukit Bahagia Kecamatan Tompobulu.
“Masuk Ramadhan ini, bagi saya madrasah harus kita jaga harkat dan martabatnya. Tenaga pendidikan dan kependidikan saya harap menjaga citra lembaga. Ini yang saya minta,” harap Kakankemenag Muhammad di hadapan 27 Kepala madrasah (Kamad) MI dan para operator, Senin (20/3/2023).
“Bahwa madrasah di Kabupaten Maros sudah cukup dipercaya masyarakat. Bahkan madrasah kita sudah menolak siswa. Terkait nama baik ini, siapa yang jaga? Kita semua. Yang kita jaga, pertama perilaku. Di mana guru harus menjadi panutan, guru-guru harus menjadi pemberi teladan, contoh yang baik”.
Lebih lanjut, Kakankemenag Muhammad juga berharap madrasah terus melakukan inovasi. “Terima kasih kepada semua, atas berbagai macam inovasi yang telah kita lakukan. Ke depan, dalam rumus manajemen, kalau tidak melakukan inovasi pasti akan ketinggalan”.
“Kalau tidak punya inovasi sekolah kita akan ditinggal. Bangunan, sapras, dan siswa serta hal-hal kecil harus kita perhatikan. Kalau hal-hal kecil madrasah kita bisa atasi, ini sudah bisa hebat. Orang tua, menitipkan ke madrasah yang bukan kaleng-kaleng. Harapan mereka, anaknya bisa cerdas dan ibadah. Karena ada keterbatasan waktu orang tua. Orang tua berharap anaknya dilayani dengan baik, khususnya pendidikan keagamaan”.
“Pola administrasi yang saya minta, kalau tidak terlalu penting, jangan diadakan. Saya sudah sampaikan, ini yang saya akan evaluasi, sudah efektif atau kah sudah efisien”.
“Inilah yang akan menggerakkan lembaga pendidikan, sehingga lembaga madrasah kita bisa dihargai dan diapresiasi masyarakat”.
Ketua Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Aminuddin Syamsuddin, berharap melalui kegiatan ini bisa memberikan motivasi dan spirit tersendiri bagi tenaga pendidikan dan kependidikan di MI dalam menjalankan kerja-kerja pendidikan keagamaan. (Ulya)