Dialog FKUB Tana Toraja: Tokoh Agama dan Masyarakat Serukan Moderasi Beragama untuk Pilkada Damai

Pembukaan Dialog Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat untuk Pilkada Damai oleh FKUB Tana Toraja

Tana Toraja, Humas Tana Toraja – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tana Toraja hari ini menyelenggarakan dialog bertajuk “Peran Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Menebar Kesejukan Melalui Moderasi Beragama dalam Mewujudkan Pilkada yang Damai.” Acara berlangsung di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tana Toraja dengan dihadiri oleh perwakilan dari gereja-gereja, Majelis Ulama Indonesia (MUI), tokoh masyarakat, penyuluh agama, serta beberapa organisasi keagamaan lainnya. (Jumat, 27/09/2024)

Acara ini dibuka dengan laporan dari Ketua Panitia, Pdt. Mikha V. Dasan, yang juga menjabat sebagai Sekretaris FKUB Tana Toraja. Ia menyampaikan pentingnya sinergi antara tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam menciptakan suasana harmonis di tengah persiapan Pilkada.

Selanjutnya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tana Toraja, H. Usman Senong, menyampaikan sambutan dan mengucapkan selamat datang kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam sambutannya, H. Usman menekankan bahwa Tana Toraja dikenal sebagai wilayah yang rukun dan damai. Ia juga mengingatkan tentang maraknya politik identitas di media sosial, di mana agama kerap dibawa ke ranah politik. Menurutnya, hal ini dapat mengganggu kerukunan dan harus diwaspadai oleh para tokoh agama.

Acara resmi dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Muh. Tonang, yang dalam arahannya mengungkapkan rasa bahagia bisa bersilaturahmi di Tana Toraja. Ia menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai landasan dalam menjaga perdamaian, baik di antara umat manusia maupun dengan Tuhan. “Salam adalah tanda bahwa kehadiran kita membawa rasa aman,” ujarnya. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya memahami bahwa perbedaan hanya sebatas persepsi, namun nilai kebaikan adalah hal yang universal dan harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara keyakinan pribadi dan interaksi sosial. Dalam konteks beragama, setiap individu wajib yakin dengan agamanya, namun dalam ruang sosial, perbedaan harus dihormati dan dihargai. Selain itu, adat istiadat di Toraja yang kuat dapat menjadi pengikat yang menyatukan masyarakat lintas agama.

Kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga kerukunan dan toleransi di tengah masyarakat, terutama menjelang Pilkada. Moderasi beragama, menurutnya, adalah salah satu program prioritas Kementerian Agama yang harus terus dijaga melalui prinsip saling menghormati dan menghargai perbedaan.

Acara ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi tokoh agama dan masyarakat dalam menyebarkan pesan perdamaian dan mencegah terjadinya konflik berbasis agama di masa-masa mendatang.(AP)


Daerah LAINNYA