Dialog Penyuluh Kemenag Maros Dan AMTI Maros Hasilkan Sinergitas Program

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Maros, (Inmas_Maros) -- Penyuluh Agama Kemenag Maros dan pengurus Asosiasi Majelis Taklim Indonesia (AMTI) Maros gelar dialog bersama di Aula Kemenag Lama (Senin, 09/09/19). Kegiatan ini dipandu langsung oleh Kasi Bimas Islam H. Hasanuddin, S.Hi. Plt. Kakan Kemenag Maros H. Ramli juga turut hadir dan memberikan beberapa arahan sebelum dialog dimulai.

H. Ramli sangat mengapresiasi dialog ini dengan harapan akan muncul kesepakatan setelah sharing diantara peserta. Untuk itu, H. Ramli mempersilahkan kepada perwakilan AMTI agar menyampaikan harapan dan keinginannya serta sumbangsih apa yang diharapkan dari penyuluh. Begitu juga sebaliknya, penyuluh diminta menyampaikan kendala yang dihadapi di lapangan ketika menjalakan tugas dan fungsinya.

Dari dialog yang berlangsung terbuka dan dalam suasana ukhuwah ini, secara umum ditarik kesimpulan bahwa penyuluh adalah  garda terdepan untuk membina majelis taklim. Hal ini sudah merupakan tugas dan tanggung jawab penyuluh. Dsisi lain, AMTI adalah wadah bagi majelis taklim untuk berkiprah dan berperan serta dalam meningkatkan pemahaman dan pengamalan keagamaan masyarakat. Diakui, di tengah komunitas majelis taklim masih ada persepsi bahwa harus memberikan honor kepada penceramah.  Dampaknya, terkadang pengajian tidak berjalan karena belum terkumpul iuran. Padahal dari sisi penyuluh membina adalah tugas yang harus dijalankan tanpa pernah menetapkan honor atau transport. Disisi yang lain, penyuluh menemui kesulitan untuk melengkapi administrasi pelaporan yang dibutuhkan saat mengisi kajian di majelis taklim. 

Dari hasil pertemuan perdana ini persepsi tentang biaya transport sudah diluruskan. Karena itu, disepakati tidak perlu menyiapkan honor bagi penyuluh. Sebagai gantinya, majelis taklim diminta melengkapi administrasi yang diperlukan bagi penyuluh untuk menyusun laporannya. Melalui dialog ini, akhirnya kendala yang sering dihadapi majelis taklim seperti transport penceramah bisa teratasi. Demikian juga halnya penyuluh agar berperan aktif memiliki binaan bisa teralisasi sehingga tidak lagi muncul kata "tidak ada binaan". Solusi lain yang ditawarkan bagi penyuluh adalah berperan sebagai fasilitator dan motivator, administrator untuk mengatur jadwal dan menghadirkan pemateri. Bahkan bisa tampil mengadvokasi masyarakat dari berbagai paham dan pemahaman yang keliru. AMTI dan Kemenag akan mengawal kesepakatan ini dan berharap kerjasama ini akan berjalan baik serta kedepannya akan mengintensifkan komunikasi dalam berbagai program.(dalfa/MF)

 


Daerah LAINNYA