Bone, (Humas_Kemenag) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia melaksanakan program Beasiswa Thafidz bagi 2500 santri se Indonesia. Program beasiswa thafidz ini dibuka secara umum dengan ketentuan, santri memiliki bakat hafalan al-quran dari 10 sampai dengan 30 juz. Santri yang terpilih masuk pada angka 2500, akan diberikan beasiswa thafidz senilai Rp. 3.000.000,- / Santri. Jelas Mahbub Nahari, MA staf Dirjen Pendidikan Agama Islam Kemenag RI pada acara pembukaan Seleksi Beasiswa Thafidz Santri Pondok Pesantren Se Kabupaten Bone di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone. 31/10/2017
Skil memang berada diposisi terdepan untuk menjadi seorang jutawan. Tanpa skil, orang sulit untuk sukses. Begitupun untuk mendapatkan beasiswa, terkadang skil yang menentukan. Realitasnya sekarang, santri se Indonesia adu skil hafalan untuk masuk nominasi 2500 santri penerima beasiswa thafidz.
Sebanyak 65 Santri lingkup Kemenag Kab. Bone hadir mengikuti seleksi beasiswa thafidz. Mereka adu kemampuan menghafal untuk mendapatkan jutawan Dirjen Pendidikan Agama Islam.
Ke 65 santri ini merupakan utusan dari enam pondok pesantren yaitu Pesantren Al-Junaidiyah Biru 26 santri, Pesantren Al-Ikhlas Ujung 19 Santri, Pesantren Ibnu Qayyim 10 santri, Pesantren Darul Qur’an Pajalele 3 Santri, Pesantren Nurul Istiqamah 5 santri dan Pesantren Bina Islami 2 Santri.
Peserta seleksi beasiswa thafidz berhadapan dengan tiga dewan penguji yang direkomendasikan oleh Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kemenag Kab. Bone. Untuk masuk di angka 2500 tidak semuda membalikan telapak tangan. Santri harus mendapatkan jumlah skor 100 melalui aspek penilaian Kelancaran Hafalan : 35, Tajwid : 25, Fashahah : 25, Lagu : 10 dan terakhir Adab : 5.
Tidak terlupakan ucapan selamat datang dan terima kasih dari Kepala Kantor Kemenag Kab. Bone kepada Mahbub Nahari, MA juga kepada Dra. Hj. Nurhaedah, MA dan Rasmiati SE dari Kanwil Kemenag Prov. Sulawesi Selatan menjadi pelaksana pada kegiatan ini. Selamat dan sukses kepada santri yang mengikuti seleksi. Dari 65 peserta santri, sebanarnya diharapkan semua bisa masuk. Akan tetapi ada proses seleksi yang harus dilewati dan itu tergantung dari ilmu dan keterampilan peserta sendiri. Ungkap H. M. Amin. (ah/arf)