Maros (Humas Maros)-Enam pesantren di Kabupaten Maros ditetapkan sebagai pilot program Pesantren Ramah Anak (PRA).
Program ini telah dilaunching oleh Unicef dan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Alauddin Makassar sebagai inisiator bersama dinas terkait dari 5 kabupaten/kota: Dinas Sosial, Bappeda, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Dinas Kesehatan.
Dalam program ini, Kementerian Agama kabupaten/kota juga hadir dan terlibat sebagai mitra koordinasi pesantren terkait. Launching dan penandatanganan kerjasama berlangsung beberapa hari lalu di Makassar.
Program ini akan dijalankan untuk 23 pesantren replikasi di lima kabupaten/kota yaitu Makassar, Maros, Gowa, dan Bone serta Kabupaten Wajo.
Menindaklanjuti program tersebut, digelar rapat yang berlangsung di ruang Bupati Maros, Kamis (8/6/2023).
Selain Bupati Maros Chaidir Syam, hadir, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros Muhammad, Kepala Seksi PD Pontren Muhammad Yusuf Jufri dan tim Unicef.
Bupati Chaidir di hadapan tim Unicef menyampaikan bahwa Kabupaten Maros memiliki komitmen yang kuat terhadap perlindungan anak. Terkait keberlangsungan program PRA di pesantren, Bupati menyambut baik dan menyampaikan bahwa Kabupaten Maros memang memiliki jumlah pesantren yang cukup banyak.
Kakankemenag Maros Muhammad, kemudian menambahkan bahwa jumlah pesantren di Kabupaten Maros sebanyak 35 lembaga.
“Ada enam pesantren di Kabupaten Maros yang menjadi pilot program PRA. Yakni, Pesantren DDI Hasanuddin, Pesantren Darul Muttaqin, Pesantren Nurul Ikhwan, Pesantren Assa’adah, dan Pesantren Manbaul Ulum Firdaus serta Pesantren Yadi Bontocina,” jelas Muhammad Yusuf, di ruang rapat Bupati. (Ulya)