Bulukumba, (Humas Bulukumba) - Alisnya mengkerut, sedikit bengong, dan heran. Itulah yang dirasakan Akhlish Fuadi ketika mendengar beberapa istilah bahasa Bugis yang sering diucapkan oleh masyarakat Bulukumba, Sulawesi Selatan. A’dinging dinging, mappatabe’, ada’ tongeng, lempu, getteng, sipakatau, dan sipakalebbi adalah beberapa istilah kearifan lokal Bugis yang sering ia dengarkan. Semuanya bermakna, memiliki filosofi, dan luar biasa bagus.
Akhlish Fuadi adalah seorang guru Bahasa Indonesia yang mengajar di MTsN 3 Bulukumba. Ia berasal dari Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Kudus.
Akhlish mengikuti Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Multikultural 1 yang diadakan BDK Makassar mulai tanggal 14 April sampai 28 April 2022. Ia mengaku telah belajar banyak hal dari sang widyaiswara, pak Arbain, Bu Hj. Nelly, dan pak Maulana sejak mengikuti pelatihan. Selain kearifan lokal Sulsel, dia juga belajar kearifan lokal nusantara, keragaman budaya, kemajemukan Indonesia, dan manajemen konflik.
Akhlish, lulusan magister Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro mengatakan bahwa ilmu humaniora yang ia dapat sewaktu kuliah dulu, berkesinambungan dengan PJJ Multikultural yang ia ikuti saat ini.
Ia mengaku belajar materi manajemen konflik. “Ketika menjadi manusia, kita harus menundukkan logika, meninggikan hati. Sesama manusia harus saling menghargai, nikmati perbedaan, jaga persatuan, dan kasih sayang sesama makhluk Allah,” ucap Akhlish sambil mengelap kaca matanya.
(AM/Ftr)