Kegiatan KUA Somba Opu

Jangan Buang Minyak Jelantah, Ini Cara Penyuluh KUA Somba Opu Berdayakan Ekonomi Masyarakat

Suasana pelatihan di Panti Asuhan Amrullah Mata Allo

Bajeng (Humas Gowa). Empat Program Prioritas bagi Penyuluh Agama Islam dan Penghulu sesuai Surat Edaran Menteri Agama RI nomor 2 Tahun 2024 yaitu : Pencegahan dan Percepatan Penurunan Angka Stunting, Penangggulangan Kemiskinan, Pemberdayaan Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan Hidup.

Dari keempat program prioritas tersebut, Penyuluh Agama KUA Kecamatan Somba Opu, Tuti Dahliyati bersama Husnawiyah, melaksanakan salah satu dari program tersebut yaitu Pemberdayaan Ekonomi. Bekerjasama dgn penyuluh KUA Kecamatan Tinggimoncong, Muslihati.

Pemberdayaan Ekonomi tersebut dilakukan melalui praktek pembuatan sabun dari minyak jelantah yang diadakan di Panti Asuhan Amrullah, Kelurahan Mata Allo, Bajeng, Sabtu, (11/5/2024).

Husnawiyah selaku pemateri pada kegiatan tersebut menjelaskan apa itu minyak jelantah dan manfaat dari bekas minyak goreng (jelantah).

"Minyak goreng jelantah adalah minyak limbah bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga yang sudah digunakan berulang. Lebih dari 4 kali pemakaiannya sehingga kualitasnya turun." jelas Husnawiyah.

Ia meminta, minyak goreng tersebut jangan dibuang, karena bisa diolah kembali. Minyak jelantah atau minyak bekas menggoreng biasanya dibuang begitu saja ke selokan atau sungai di sekitar rumah. Masalahnya, limbah minyak goreng ini kalau dibuang sembarangan dan mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Menurutnya, cukup mudah membuat sabun cuci minyak jelantah ini. Bahan-bahannya juga gampang ditemukan di pasaran.

Selain minyak jelantah, pengharum, arang, soda api dan air. Semua bahan satu per satu dicampur dan diaduk. Tapi sebelumnya minyak jelantah disaring menggunakan kain dan direndam beberapa saat bersama arang. "Fungsi arang untuk menyerap kotoran yang ada di minyak jelantah sehingga warnanya sedikit lebih jernih," jelas Muslihati.

Setelah tercampur, semua bahan dimasukkan ke dalam cetakan dan ditunggu selama 12 jam sehingga bahan yang tadinya cair berubah menjadi padat dan bisa dipotong-potong. Setelah itu, sabun cuci minyak jelantah bisa digunakan.

Anak-anak panti asuhan beserta ibu ibu Aisyiyah mengikuti materi dan praktek dengan penuh antusias. Bertindak sebagai moderator, Tuti Dahliyati.(Umhie/OH)


Daerah LAINNYA