JCH Kota Parepare Antusias Melaksanakan Praktek Manasik Haji

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Parepare, (Inmas Parepare) – Cuaca panas tidak mengurangi semangat para Jamaah Calon Haji (JCH) Kota Parepare dalam melaksanakan praktek manasik haji di sekitar lingkungan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Parepare, Sabtu siang  (30/6/2018).

JCH Kota Parepare dengan penuh semangat mengikuti prosesi ibadah haji dalam Praktik Pelaksanaan Ibadah Haji, didampingi oleh dua narasumber, Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Parepare, Dra. Hj. Hasna, M.A dan Drs. H. Muh. Djunaid AR, M.Ag.

Selama ini mereka hanya menerima materi yang hanya bersifat teori pelaksanaan ibadah haji di dalam ruangan sehingga praktek prosesi ibadah haji yang dilakukan di luar ruangan membawa nuansa kegembiraan tersendiri karena mereka seolah-seolah sedang melaksanakan ibadah haji yang penuh dengan perjuangan fisik mulai dari Thawaf, Sa’i antara bukit Safa dan Marwa, Wuquf di padang Afarah, Mabid di Musdalifah, Melontar Jumra, Tahallul.

Dimulai dengan praktek memakai pakaian ihram sambil berniat untuk mulai beribadah haji. Para jamaah juga diberi penjelasan bahwa saat berihram hendaknya banyak bertalbiyah dan tidak diperbolehkan memakai pakaian yang dijahit, baju, jubah, mantel, penutup kepala, dan sepatu. Jamaah perempuan juga tidak diperbolehkan memakai penutup wajah dan sarung tangan.

Selanjutnya para JCH dibimbing untuk Thawaf dengan mengelilingi miniatur Ka’bah di halaman Kantor Kemenag Parepare sebanyak tujuh kali. Para Jamaah kembali diberi penjelasan tata cara Thawaf mulai dari niat, batas awal dan akhir pelaksanaan Thawaf.   

Labbaikallaahumma labbaika, labbaika laa syariika laka labbaika, innal hamda wanni’ma laka wal mulka la syarika laka.

Lantunan kalimat talbiyah mewarnai jalannya prosesi pelaksanaan praktik manasik haji. Ada rasa haru mendengar lantunan kalimat talbiyah seolah-olah sedang berada di Tanah Suci Mekah.

Setelah Thawaf, para JCH kemudian dibimbing untuk melakukan Sa’i dengan berjalan atau berlari-lari kecil di antara bukit Shafa dan Marwa. Lokasi bukit Shafa dan Marwah juga telah disiapkan dan para jamaah mengikuti narasumber untuk melakukan Sa’i.

Setelah melaksanakan Sa’i, selanjutnya JCH dibimbing untuk melaksanakan Wukuf di Arafah. Wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang paling penting.

Muh. Djunaid AR membawa para JCH ke lokasi Arafah yang telah ditentukan. Selanjutnya dia memberi penjelasan bahwa puncak dari pelaksanaan ibadah haji adalah Wukuf di Arafah.”Tidak sah haji seseoang jika tidak mengerjakan wukuf”, katanya.

Setelah Wukuf, para JCH dibimbing lagi menuju Muzdalifah dan diberi penjelasan bagaimana bahwa Mabit di Muzdalifah dilakukan setelah wukuf dan bermalam di sana hingga terbit fajar.

Terakhir para JCH melakukan praktik melempar jumrah baik Jumrah Ula, Wustha, dan ‘Aqabah. Saat melakukan jumrah, Jamaah disunnahkan untuk bertakbir. (nb/arf)

 


Daerah LAINNYA