Kabid Penais SAPA Penyuluh Agama Islam se Kabupaten Soppeng

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Malaka (Inmas Soppeng) -- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf (Penais Zawa) Drs. H. Rappe, M. Pd, menyapa Penyuluh Agama Islam se Kabupaten Soppeng, Senin (4/2/2019).

Dikemas dalam bentuk kegiatan yang diberi nama SAPA Penyuluh Agama, Kabid Penais Kanwil Kemenag Sulsel bertatap muka dengan seluruh penyuluh agama islam se Kabupaten Soppeng di Cafe T43 Jl. Malaka Raya Kecamatan Lalabata.

Melalui kegiatan ini, para penyuluh Agama bisa mendapatkan informasi update dari para pemangku jabatan di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan baik yang terkait dengan kebijakan maupun aturan dan regulasi terbaru.

Turut hadir mendampingi Kabid Penais dalam kegiatan tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Soppeng Dr. H. Huzaemah Rauf, M. Ag, Kasi Bimas Islam H. Ambo Acok Iskandar, M. Ag, dan Sekretaris Pokjaluh Aszriana AB, S. Ag. M. Pd.I.

Kakan Kemenag Soppeng, Huzaemah Rauf dalam kesempatan tersebut memberi penekanan kepada seluruh penyuluh agama untuk bekerja secara profesional berlandaskan 5 nilai budaya kerja Kementerian Agama yaitu Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung jawab dan Keteladanan.

"bekerjalah secara professional dan jadikanlah tugas ini sebagai tugas yang mulia. Dalam artian, jangan pernah menganggap tugas yang diberikan itu sebagai beban dalam diri"

Selain itu, jika kita mampu mengaplikasikan dan mengimplementasikan 5 nilai budaya kerja dalam keseharian kita sebagai penyuluh agama islam, insya allah kita tidak akan keluar dari rel aturan dan regulasi yang berlaku, ujar Kakan Kemenag.

Sementara Kabid Penais, H. Rappe, dalam sambutannya menyampaikan bahwa inti dari kegiatan SAPA ini adalah peningkatan kompetensi. Karena melalui kegiatan ini, para penyuluh bisa melakukan diskusi dan sharing informasi terkait pelaksanaan tugas di wilayah binaan masing-masing.

"Jangan tunggu besok untuk memperlihatkan kemampuan dan kompetensi sebagai penyuluh Agama. Kita harus yakinkan masyarakat bahwa penyuluh agama itu memang berkompeten dan bisa diandalkan" ujar Kabid Penais.

Selain itu, Kabid Penais juga mengharapkan agar penyuluh agama islam mampu melakukan pembinaan keagamaan di semua sektor, baik di dunia maya maupun di dunia nyata.

"Di dunia maya, kita bisa berdakwah melalui media sosial. Manfaatkan kecanggihan teknologi untuk berdakwah secara hasanah, bisa melalui video streaming maupun tulisan di media sosial,"

Kemudian selain masuk ke penjara, penyuluh agama islam juga bisa masuk ke KIMA (Kawasan Industri Maksiat), betapa besar pahala yang didapatkan jika kita mampu menyadarkan para pelaku maksiat itu untuk kembali ke jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT, ucap Kabid Penais. (afr)


Daerah LAINNYA